Makassar (Antaranews Sulsel) - Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Selatan sepakat menyatakan untuk solid menjaga kerukunan umat beragama menyusul tragedi bom pada tiga gereja di Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Minggu (13/5).

"Setelah dilakukan rapat dan koordinasi dengan pengurus maka kami menyatakan sikap untuk tetap solid menjaga kerukunan umat beragama dan menciptakan kedamaian di Sulsel serta tidak terpengaruh atas kejadian di Surabaya," ujar Wakil Ketua MUI Sulsel Prof Muh Galib saat memberikan keterangan pers di Makassar, Minggu.

Menurut dia, ada empat poin yang dihasilkan dalam rapat tersebut, yakni pertama, tidak ada ajaran agama apapun yang mentolelir perbuatan seperti itu, kecuali ajaran sesat yang membolehkan menghakimi orang lain.

Kedua, kerukunan umat beragama di Sulsel sepakat untuk terus memelihara kedamaian, kerukunan, perbedaan dalam menjaga keharmonisan keberagaman, bersatu memelihara kerukunan keagamaan dan keamanan di Sulsel khususnya di Makassar.

"Peristiwa yang terjadi di sana (Surabaya) tidak mengganggu keamanan, kedamaian dan kerukunan umat beragama di Sulsel," ujar Prof Galib.

Ketiga, mengajak seluruh komponen masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pemerintah untuk bersama-sama mewaspadai tindakan provokasi atau tindakan mencurigakan dengan secara bersama-sama mengambil sikap untuk Sulsel yang damai.

"Keempat, mari terus bergandengan tangan agar terciptanya kedamaian dan kerukunan antarumat beragama serta bersama-sama menghindari terjadinya potensi konflik agar terciptanya Sulsel, khususnya Makassar yang aman dan damai," ujarnya.

Sementara Ketua Forum Koordinasi Penanggulangan Teroris (FKPT) Sulsel Prof M Arifin Hamid menyatakan mengutuk, menyesalkan tindakan biadab di luar batas-batas kemanusiaan moral dan agama.

Oleh karena itu, kata dia, bangsa dan rakyat juga umat tidak boleh kalah dari tindakan tersebut, apapun itu harus dilawan serta dihadapi dengan tenang.

"Sebagai bentuk tindakan yang dilakukan harus dihadapi secara bijak dengan penuh kewaspadaan karena mereka selalu melakukan rencana yang mungkin kita tidak ketahui, dan kita harus selalu siap mengahdapinya," ujar Prof Arifin.

Untuk menciptakan kedamaian dalam menyikapi peristiwa bom di tiga geraja dengan waktu hampir bersamaan di Surabaya yang menelan korban jiwa yang tidak sedikit, pengurus FKPT Sulsel menyampaikan belansungkawa yang mendalam.

"Kami atas nama pengurus menyampaikan duka yang mendalam kepada keluarga semua korban, semoga mendapat ampunan dan diterima di sisi Tuhan sesuai keyakinan masing-masing," ucapnya.

Pengurus FKBU Sulsel lainnya, Pendeta Andie Massie mengatakan dirinya dikejutkan adanya tragedi itu setelah jemaat menelpon sambil menangis serta melihat siaran di televisi.

Kendati demikian, pihaknya tetap menyampaikan agar umat tetap tenang dan mempersilahkan beribadan seperti biasa.

"Saya yakin dan percaya pihak keamanan sudah siap dan menyikapi serta mengamankan persoalan ini secara serius. Kami sudah disampaikan kepada jemaat agar tetap waspada, jangan panik dan tetap berdoa agar Indonesia diberikan kedamaian," ungkap dia.

Ketua Pendeta Gereja Indonesia Wilayah (PGIW) Sulselbar ini mengemukakan dari tragedi tersebut semua orang menangis dan tidak ada orang bersenang-senang atas kejadian itu, kecuali mereka yang melakukannya. Sangat wajar ketika semua orang marah tapi ini adalah cobaan.

"Saya menghimbau kita tetap berdoa, mereka mungkin punya pemikiran kurang sehat di luar akidah agamanya. Oknum tertentu ini didoakan dirubah pikarannya supaya kita bisa hidup di satu negeri damai saling mengasihi, semua umat bisa menjalankan ibadahnya dengan tenteram," ujar Pendeta Andie Massie.

"Saya mengimbau umat Kristen secara khusus supaya kita tetap tenang dan berdoa agar negeri kita diselamatkan Tuhan. Tetap beribadah seperti biasa karena gereja tanggung jawab kepolisian, umat tetap tenang beribadah dengan damai," ujarnya lagi.

Ketua Walubi Sulsel Youngris Lou pada kesempatan itu juga menyampaikan rasa prihatin dan luka mendalam atas tragedi tersebut, meskipun begitu dari kejadian ini menjadi pemicu agar umat bisa lebih kompak dan kuat menghadapi segelintir perusak bangsa ini.

"Jadikan ini sebagai pemicu untuk senantiasa kompak serta pendorong aparat keamanan agar lebih hati-hati, sebab kita tahu tidak semua masyarakat seratus persen baik, pasti ada yang tidak baik, di situlah posisinya aparat keamanan kita bisa lebih hati-hati agar mereka tidak melakukan aksinya," harap dia.

Youngris menambahkan persoalan dalam tragedi itu yang kembali berulang harus dijadikan pelajaran para elit bangsa dan di tingkat bawah semakin kompak makin rukun untuk bisa bersama-sama menghadapi masalah ini.

"Harus bersama-sama menjadi kuat untuk mencapai kedamaian bangsa dengan kondisi baik saat ini agar jangan terjadi di negara kita. Negara-negara lain terjadi konflik berasal dari dalam negaranya, semua dari masyarakatnya sendiri memanggil orang lain masuk untuk merusak, inilah kesalahan besar. Kita harapkan tidak terjadi konflik seperti itu," tambahnya. Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragam (FKUB) Sulsel usai memberikan keterangan pers di Makassar, Minggu (13/5). (ANTARA FOTO/Darwin Fatir)

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024