Makassar (Antaranews Sulsel) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulawesi Selatan mencatat produksi budidaya ikan tawar/payau dari para petani di wilayah itu sepanjang 2017 telah mencapai 18.976 ton.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel, Sulkaf S Latif di Makassar, Selasa, mengatakan puluhan ribu ton ikan itu berasal dari budidaya kolam dan tambak (13.075,9 ton), sawah (5.421,9), dan budidaya di keramba jaring apung (KJA) sebanyak 479 ton.

"Jadi untuk budidaya jenis ikan air tawar sendiri tetap didominasi nila, ikan mas dan lele. Sementara lebih seperti ikan bawal, betok, gurami sepat siam hingga patin," katanya.

Untuk jumlah produksi tanah dihasilkan pada tahun lalu memang hanya untuk ikan dari hasil budidaya.

Adapun untuk ikan hasil air tawar dari tangkapan masyarakat di sungai, danau dan sebagainya, tidak termasuk. Artinya potensi ikan air tawar Sulsel memang begitu besar.

Sementara itu, ikan patin kini menjadi andalan baru budidaya ikan air tawar di Provinsi Sulawesi Selatan, sehingga sudah sepatutnya mendapatkan berbagai dukungan.

Ia menjelaskan, jenis ikan patin juga dinilai cocok dipelihara di berbagai daerah di Sulsel karena tingkat kebutuhan akan ikan tersebut di daerah itu juga terus mengalami peningkatan, sehingga itulah yang membuat petani antusias membudidayakan ikan jenis itu.

Menurut dia, untuk jenis ikan air tawar lebih difokuskan untuk kebutuhan masyarakat di daerah tersebut. Artinya belum ada kegiatan ekspor termasuk pula mengirimkan hasil budidaya ke berbagai kota di Tanah Air.

"Untuk saat ini budaya ikan air tawar lebih fokus pada kebutuhan lokal. Ke depan akan terus didorong para petani untuk meningkatkan produksinya guna memenuhi kebutuhan ikan air tawar di Sulsel," ujarnya.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024