Mamuju (Antaranews Sulsel) - Join Phothographic experts Group (JPeG) Sulawesi Barat bersama Pemerintah Kabupaten Mamuju menggelorakan pariwisata melalui "Camping Ceria" dengan mengeksplor keindahan alam kawasan wisata Tanjung Ngalo.
Camping Ceria yang diselenggarakan JPeG Sulbar dan Pemkab Mamuju itu berlangsung selama dua hari, yakni mulai 11-12 Agustus 2018 di kasawan pantai Tanjung Ngalo Desa Dungkait.
"Semua upaya harus kita lakukan dalam mengeksplor Tanjung Ngalo, salah satunya harus bersinergi bersama semua pihak. Seperti yang panitia lakukan saat ini, dan tentunya akan dipandu oleh Dinas Pariwisata," kata Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabupaten Mamuju Artis Efendi, Minggu.
Dari kegiatan tersebut panitia menyelenggarakan beberapa kegiatan, diantaranya lomba photographic wisata Ngalo yang harus diupload di akun media sosial masing-masing peserta, dan akan diumumkan oleh panitia melalui instagram, diskusi tentang kebudayaan yang menghadirkan salah satu budayawan yang terkenal dengan perahu pustakanya dan peneliti Maritin Sulbar Ridwan Alimuddin.
Ketua umum JPeG Sulbar Firdaus Paturusi mengatakan, peserta Camping Ceria bukan hanya berasal dari komunitas JPeG, tetapi ada juga dari komunitas pemerhati lingkungan yang ada di daerah itu.
Selain itu juga diikuti peserta dari Provinsi Sulawesi Selatan diantaranya JPeG dari Kabupaten Maros dengan total keseluruhan jumlah peserta sekitar 150 orang.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Pembak Mamuju, karena sudah mendukung penuh kegiatan tersebut, sehingga semua agenda kegiatan? bisa terlaksana dengan baik sampai selesai.
Sementara, salah seorang pedagang kaki lima Rosita yang sudah lama berjualan di kawasan pantai Tanjung Ngalo mengatakan, selama pelaksanaan Camping Ceria itu, penghasilannya meningkat dibanding hari-hari biasa.
"Alhamdulillah sejak kegiatan ini dilaksanakan penghasilan kami lumayan dibanding hari-hari biasa. Kami berharap ada lagi kegiatan seperti ini dan ada yang mau kerjasama untuk membangun lokasi kami ini, agar bisa dijadikan penghasilan sehari-hari," kata Rosita.
Pada pelaksanaan kegiatan tersebut juga diwarnai berbagai kegiatan diantaranya tari tradisional Desa Dungkait, Todikustik yang dibawakan oleh komunitas kesenian dari Polewali Mandar dan Rahayu yang merupakan salah satu peserta liga dangdut perwakilan Sulbar.
Camping Ceria yang diselenggarakan JPeG Sulbar dan Pemkab Mamuju itu berlangsung selama dua hari, yakni mulai 11-12 Agustus 2018 di kasawan pantai Tanjung Ngalo Desa Dungkait.
"Semua upaya harus kita lakukan dalam mengeksplor Tanjung Ngalo, salah satunya harus bersinergi bersama semua pihak. Seperti yang panitia lakukan saat ini, dan tentunya akan dipandu oleh Dinas Pariwisata," kata Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabupaten Mamuju Artis Efendi, Minggu.
Dari kegiatan tersebut panitia menyelenggarakan beberapa kegiatan, diantaranya lomba photographic wisata Ngalo yang harus diupload di akun media sosial masing-masing peserta, dan akan diumumkan oleh panitia melalui instagram, diskusi tentang kebudayaan yang menghadirkan salah satu budayawan yang terkenal dengan perahu pustakanya dan peneliti Maritin Sulbar Ridwan Alimuddin.
Ketua umum JPeG Sulbar Firdaus Paturusi mengatakan, peserta Camping Ceria bukan hanya berasal dari komunitas JPeG, tetapi ada juga dari komunitas pemerhati lingkungan yang ada di daerah itu.
Selain itu juga diikuti peserta dari Provinsi Sulawesi Selatan diantaranya JPeG dari Kabupaten Maros dengan total keseluruhan jumlah peserta sekitar 150 orang.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Pembak Mamuju, karena sudah mendukung penuh kegiatan tersebut, sehingga semua agenda kegiatan? bisa terlaksana dengan baik sampai selesai.
Sementara, salah seorang pedagang kaki lima Rosita yang sudah lama berjualan di kawasan pantai Tanjung Ngalo mengatakan, selama pelaksanaan Camping Ceria itu, penghasilannya meningkat dibanding hari-hari biasa.
"Alhamdulillah sejak kegiatan ini dilaksanakan penghasilan kami lumayan dibanding hari-hari biasa. Kami berharap ada lagi kegiatan seperti ini dan ada yang mau kerjasama untuk membangun lokasi kami ini, agar bisa dijadikan penghasilan sehari-hari," kata Rosita.
Pada pelaksanaan kegiatan tersebut juga diwarnai berbagai kegiatan diantaranya tari tradisional Desa Dungkait, Todikustik yang dibawakan oleh komunitas kesenian dari Polewali Mandar dan Rahayu yang merupakan salah satu peserta liga dangdut perwakilan Sulbar.