Makassar (Antaranews Sulsel) - Seratusan mahasiswa Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar melakukan aksi di kantor DPRD Provinsi Sulawesi Selatan menagih janji dewan untuk menuntaskan persoalan mereka.

"Kami menagih janji DPRD melalui Komisi E untuk menyelesaikan persoalan kampus termasuk janji memanggil Ketua Yayasan UIT H Haruna dalam Rapat Dengar pendapat untuk diminta pertanggungjawabannya," sebut Jenderal Lapangan aksi, Muchtar di kantor DPRD Sulsel, Makassar, Jumat.

Dalam penyampainya, Komisi E DPRD pernah berjanji akan menuntaskan persoalan mahasiswa UIT yang terus berpolemik hingga merugikan mahaiswa, belum lagi adanya isu penutupan kampus tersebut oleh Dikti karena dinilai melanggar.

"Kami kesini untuk menagih janji untuk mengadakan pertemuan kembali yang melibatkan Kepala Kopertis Wilayah IX, Ketua Yayasan UI H Haruna, Rektor UIT dan perawakilan kepolisian sebab ini jelas masuk ranah hukum," tegasnya.

Selain itu, DPRD Sulsel melalui Komisi E untuk turun langsung menyikapi permasalah yang sangat krusial ini sebagai fasilitator, termasuk mendesak Kopertis bertindak tegas memberikan sanksi kepada pihak Yayasan UIT.

"Kami juga berharap untuk penyelesain kasus di UIT, dalam hal ini akreditasi dan pengeluaran ijazah sebanyak tiga ribuan yang Ilegal di UIT yang diakui oleh Rektor UIT pada Rapat Dengar Pendapat sebelumnya," beber dia.

Tidak hanya itu, mahasiswa berharap agar mereka bisa tetap menyelesaikan kuliahnya, kendati adanya isu penutupan kampus tersebut serta dugaan penyalahgunaan keuangan dari ketua Yayasan UIT setempat

Sementara Ketua Komisi E DPRD Sulsel, Kadir Halid saat menerima aspirasi mahasiswa menyatakan merespon hal tersebut dan segera menyelesaikan janji untuk memanggil ulang ketua Yayasan UIT H Haruna, Rektor UIT serta pihak terkait seperti Kopertis dan Dikti untuk mencari jalan keluar.

"Pekan depan atau hari senin kami surati kesana, kalau tidak direspon, maka kami akan ke kampus UIT pada Kamis nanti. Ada atau tidak ada Ketua Yayasan, kami tetap kesana untuk merespon kasus ini, sekiranya terlupa, tolong ingatkan kami untuk kunjungan kesana " papar dia.

Selain itu, bila mengindahkan panggilan kedua, maka dilayangkan panggilan ketiga atau terkahir kepada yang bersangkutan yakni H Haruna guna diminta keterangan mengapa sampai terjadi sekelumit permasalahan disana termasuk pembayaran honor dosennya juga bermasalah.

"Kalau panggilan ketiga masih tidak direspon maka dilakukan pemanggilan paksa dengan melibatkan kepolisian untuk membawa yang bersangkutan hadir. Kami serius menyelesaikan masalah ini sebab menyangkut masa depan kalian para mahasiswa," ucapnya kepada peserta aksi.

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Amirullah
Copyright © ANTARA 2024