Makassar (Antaranews Sulsel) - "Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada negaramu." Kutipan pernyataan ini begitu populer, bukan hanya karena berasal dari seorang mantan Presiden Amerika Serikat John F Kennedy, namun di balik itu tersimpan sebuah sikap patriotisme seorang rakyat dalam memajukan negara yang dicintainya.

Ungkapan atau kalimat itu juga cocok dan tidak terasa ketinggalan zaman untuk digaungkan secara bersama,?terkhusus untuk hari-hari tertentu, termasuk peringatan hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober ini.

Di zaman sekarang, merupakan hal yang wajar jika para pemuda dituntut untuk lebih berperan dalam berbagai bidang, mulai dari ekonomi, politik, budaya, pendidikan, olahraga ataupun yang terpenting dalam perjalanan ahlak dan budi pekerti yang baik.

Dari sekian banyak bidang yang bisa dikembangkan kaum pemuda, tidak sedikit yang lahir dari cabang olahraga. Tentunya melalui prestasi membanggakan yang dapat mengharumkan nama bangsa dan negara di dunia internasional.

Salah satu contoh yang bisa menjadi inspirasi bagi para pemuda ada pada sosok Hardiansyah Muliang.

Putra pasangan Lamuliang dan Salasiah ini memiliki cara tersendiri dalam memaknai peringatan Sumpah Pemuda, yakni dengan berupaya berlatih lebih keras dalam meningkatkan kemampuan demi memberikan prestasi bagi Indonesia di ajang internasional.

Hardiansyah Muliang bukanlah sosok yang terkenal atau populer di daerahnya di Sulawesi Selatan. Namun namanya muncul dan menjadi kebanggaan bagi masyarakat Sulawesi Selatan setelah mampu menyumbangkan empat medali bagi Timnas Indonesia di ajang Asian Games di Jakarta dan Palembang, Sumatera Selatan, 18 Agustus hingga 2 September 2018.

Raihan satu emas, satu perak dan dua perunggu dari cabang sepak takraw membuat dirinya sontak menjadi perhatian, khususnya di Sulawesi Selatan.

Bagi mahasiswa Pascasarjana (S2) Universitas Negeri Makassar (UNM) itu, apa yang diraihnya tidak lepas dari kerja keras, dukungan dan doa masyarakat Indonesia terhadap perjuangan Timnas di ajang tersebut.

"Alhamdulillah bisa?mengharumkan nama bangsa dan negara di ajang internasional sepeti Asian Games. Saya akan terus berupaya lebih keras agar bisa kembali berprestasi di ajang berikutnya," kata pemuda asal Pinrang, kelahiran Parepare itu.

Pria berusia 24 tahun ini mengatakan jika dirinya sebagai atlet hanya berupaya memberikan kontribusi nyata bagi bangsa dan negara melalui sebuah prestasi membanggakan.

Hari sumpah pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober itu diharapkan tidak hanya menjadi ajang seremonial semata. Namun lebih dari itu, berupaya dipahami dalam diri bagaimana para pemuda Indonesia bisa berbuat sekecil apapun untuk Bangsa dan Tanah Air tercinta.

Sebagai seorang atlet, dirinya memilih terus fokus untuk meningkatkan kemampuan ke depan agar Indonesia bangkit dan dihargai bangsa lain.

"Hari sumpah pemuda adalah hari bersejarah dan merupakan penyemangat bagi kami untuk terus berupaya meningkatkan kemampuan," ujarnya.

Ingin Hajikan Orang Tua

Muhammad Hardiansyah Muliang yang merupakan atlet Sulawesi Selatan peraih medali emas di Asian Games Jakarta dan Palembang, Sumatera Selatan, 18 Agustus hingga 2 September 2018, berkeinginan menghajikan kedua orang tuanya usai menerima bonus dari prestasi di ajang tersebut.

Alumni SMU 1 Parepare ini mengatakan dirinya sejak awal telah bercita-cita untuk dapat membantu kedua orang tuanya, yakni Lamuliang dan Salasiah, untuk melaksanakan ibadah haji di Mekah, Arab Saudi.

Selain memberangkatkan kedua orang tuanya ke Tanah Suci, Hardiansyah Muliang juga akan memanfaatkan bonus yang diterimanya untuk membiayai pendidikannya.

Untuk masalah bonus sendiri, dirinya mendapatkan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sebesar Rp260 juta. Bonus itu diberikan setelah meraih emas (Rp100 juta), perak (Rp60 juta) dan dua perunggu seharga Rp100 juta.

Terkait pendidikan sendiri, pemuda yang tercatat sebagai mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Makassar (UNM) jurusan Pendidikan Jasmani semester III itu mengaku hal yang penting.

Meski berprofesi sebagai atlet berprestasi, namun pendidikan dinilai tetap menjadi hal utama yang harus dijalani. Apalagi dia mengaku memiliki cita-cita yang harus dikejar setelah tidak lagi menjadi atlet, yakni menjadi dosen.

Keinginan atau cita-citanya itu juga tanpa sebab. Menurut dia, cita-cita menjadi seorang dosen didorong atas keinginan untuk bisa mengajar dan menyalurkan pengalaman dan ilmu yang dimilikinya kepada generasi berikut agar bisa ikut berprestasi dan mengharumkan daerah dan negara di level internasional.

Selain alasan heroik itu, Hardiansyah ingin terus melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi karena obsesinya untuk melampaui pencapaian orang tuanya. Hardiansyah berpendidikan S1 dan menjadi guru otomotif di SMKN 2 Parepare.



Lanjutkan Prestasi

Tiga atlet sepak takraw asal Sulawesi Selatan bergabung dalam pemusatan latihan nasional (pelatnas) proyeksi tampil pada SEA Games 2019 di Filipina.

Hardiansyah Muliang mengatakan ia dan dua rekannya sudah fokus menjalani pemusatan latihan sejak kurang lebih sebulan lalu.

"Saya bersama Kusnelia dan Tri Sandi Saputra sudah bergabung bersama atlet lain di pelatnas SEA Games. Doakan agar bisa kembali memperkuat timnas," katanya.

Ardiansyah juga mengakui persaingan di SEA Games tentunya akan tetap ketat dan butuh konsentrasi tinggi untuk bisa mengulangi prestasi seperti yang diraihnya di ajang Asian games 2018.

Komposisi atlet Asian Games memang cukup mendominasi. Namun sebagai atlet cukup memahami persaingan akan semakin ketat karena atlet dari negara lain tentu juga akan mempersiapkan diri secara matang sebelum turun di pertandingan nanti.

"Saya sekaligus meminta doa dan dukungannya agar bisa kembali mengharumkan nama bangsa dan negara di ajang SEA Games mendatang," ujarnya.

Sekretaris Umum Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) Sulsel Nukhrawi Nawir juga meminta atlet untuk tidak berpuas diri setelah meraih medali di Asian Games lalu. Apalagi setiap negara tentu akan lebih mematangkan persiapan sejak pelaksanaan Asian Games 2018.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024