Pangkep (Antaranews Sulsel) - Warga Segeri di Kabupaten Pangkep siap menyambut acara adat "Mappalili" yang dipimpin oleh Bissu sebelum turun ke sawah pada musim hujan.

"Adat budaya ini masih dilestarikan dan dilakukan sekali setahun sebelum masyarakat turun ke sawah pada musim hujan," kata salah seorang Bissu Puang Lolo Juleha di Kabupaten Pangkep, Senin.

Dia mengatakan, kegiatan "Mappalili" ini adalah upacara adat yang sarat dengan doa kepada Yang Maha Esa (Allah SWT) agar menanam padi hasilnya berberkah dan dihindarkan dari segala marabahaya.

Hal tersebut dibenarkan Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata  Kabupaten Pangkep, Hj Dasriana, S.Sos, MM.

Dia mengatakan, tradisi budaya ini lebih pada upaya mempertahankan kearifan lokal, misalnya melihat tanda-tanda atau kondisi alam yang tepat untuk memulai masa tanam, kemudian pantangan lainnya yang tidak boleh merusak alam.

Pada upacara adat "Mappalili" itu, lanjut dia, melibatkan pihak pemerintah daerah yang diwakili camat yang membantu pelaksnaan di lapangan. Sementara pada pelaksanaan kegiatan, warga Segeri bahkan dari luar Pangkep datang khusus untuk melihat prosesi adat yang diwarnai doa bersama.

"Alat pembajak sawah yang menjadi salah satu benda pusaka atau Arajang ini juga diturunkan untuk prosesi adat," katanya.

Setelah acara turun sawah, warga setempat yang ikut prosesi itu melakukan saling siram air sungai sebagai ungkapan kegembiraan dan kebersamaan untuk menanam padi pada saat memasuki musim hujan.

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Amirullah
Copyright © ANTARA 2024