Makassar (ANTARA News) - Kontingen Sulawesi Selatan gagal mempertahankan statusnya sebagai juara umum dan hanya menempati posisi lima di ajang Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines Nothern Territory Darwin East Asean Australia Growth Area (BIMPTN-EAGA) di Brunei Darussalam, 7-9 Desember 2018.
Sekretaris Umum BIMP-EAGA Sulsel, Nukhrawi Nawir dikonfirmasi dari Makassar, Senin, mengatakan pihaknya kalah bersaing dengan Sabah (23,17,15), Brunei Darussalam A (16,9,10) Nothern Territory Darwin (13,13,8) dan Mindanao (10,12,13) di posisi empat besar. "Kami telah berusaha sekuat tenaga, namun belum mampu mengalahkan perolehan medali sejumlah pesaing dan hanya merebut 8 emas,18 perak dan 16 perunggu," katanya.
Terkait penyebab dari kegagalan kembali menjadi juara umum, Nukhrawi mengaku disebabkan penurunan kualitas atlet di beberapa cabang olahraga.
Selain itu, masuknya cabang renang di ajang tersebut juga menjadi penghambat untuk bisa mengulang prestasi dua tahun lalu. "Untuk cabang renang, kami jauh tertinggal dari tim lain. NT Darwin di ajang tersebut merebut hingga 14 emas. Kemudian Mindanao 8 emas dan sabah 6 emas. Waktu di Kaltim lalu tidak ada cabang renang," jelasnya.
Nukhrawi juga melihat masuknya cabang lawn ball yang tidak diikuti kontingan Sulsel juga begitu berpengaruh. Sebab, di cabang yang belum dikembangkan di Sulsel itu, tuan rumah Brunei justru tampil mendominasi. "Untuk cabang yang kita harapkan seperti karate juga hanya dapat satu emas. Untuk cabang atletik juga mengalami penurunan," tuturnya.
Kontingen Sulsel meraih gelar juara umum pada ajang BIMP-EAGA ke-9 di Samarinda, Kalimantan Timur pada 2016 dengan raihan medali emas 19 keping, 10 perak dan 9 perunggu.
Sekretaris Umum BIMP-EAGA Sulsel, Nukhrawi Nawir dikonfirmasi dari Makassar, Senin, mengatakan pihaknya kalah bersaing dengan Sabah (23,17,15), Brunei Darussalam A (16,9,10) Nothern Territory Darwin (13,13,8) dan Mindanao (10,12,13) di posisi empat besar. "Kami telah berusaha sekuat tenaga, namun belum mampu mengalahkan perolehan medali sejumlah pesaing dan hanya merebut 8 emas,18 perak dan 16 perunggu," katanya.
Terkait penyebab dari kegagalan kembali menjadi juara umum, Nukhrawi mengaku disebabkan penurunan kualitas atlet di beberapa cabang olahraga.
Selain itu, masuknya cabang renang di ajang tersebut juga menjadi penghambat untuk bisa mengulang prestasi dua tahun lalu. "Untuk cabang renang, kami jauh tertinggal dari tim lain. NT Darwin di ajang tersebut merebut hingga 14 emas. Kemudian Mindanao 8 emas dan sabah 6 emas. Waktu di Kaltim lalu tidak ada cabang renang," jelasnya.
Nukhrawi juga melihat masuknya cabang lawn ball yang tidak diikuti kontingan Sulsel juga begitu berpengaruh. Sebab, di cabang yang belum dikembangkan di Sulsel itu, tuan rumah Brunei justru tampil mendominasi. "Untuk cabang yang kita harapkan seperti karate juga hanya dapat satu emas. Untuk cabang atletik juga mengalami penurunan," tuturnya.
Kontingen Sulsel meraih gelar juara umum pada ajang BIMP-EAGA ke-9 di Samarinda, Kalimantan Timur pada 2016 dengan raihan medali emas 19 keping, 10 perak dan 9 perunggu.