Makassar (Antaranews Sulsel) - Satuan Tugas (Satgas) Drainase Makassar melakukan sejumlah antisipasi pada malam bulan purnama yang disertai dengan curah hujan tinggi dan berdampak pada tingginya air pasang.
"Sesuai dengan pemantauan satelit, pada pukul 18.00 WITA itu adalah titik tertinggi air pasang. Kita semua siaga dari jam-jam sebelumnya sampai malam," ujar Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto di Makassar, Jumat.
Ia mengatakan semua pihak terkait yang tergabung dalam Satgas Drainase telah mengambil bagian-bagiannya untuk melakukan pemantauan dan mengantisipasi banjir.
Beberapa langkah yang dilakukannya yakni melakukan pengerukan sedimentasi di kanal-kanal maupun drainase agar aliran air bisa mengalir tanpa hambatan hingga ke laut.
"Saya sudah perintahkan semuanya untuk tetap sigap dan stanby sejak sore sampai malam. Komunikasi semua pihak juga kita pantau dan begitu ada laporan langsung kita bergerak," katanya.
Danny, sapaan akrab Ramdhan Pomanto menyatakan selama beberapa hari ini intensitas hujan sangat tinggi dan berakibat pada munculnya genangan-genangan hingga lutut orang dewasa.
"Kalau malam bulan purnama memang itu air selalu pasang. Tapi purnama kali ini disertai dengan hujan, makanya ini yang kita antisipasi dan kita pantau terus menerus juga melalui satelit," terangnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah Makassar, Sulawesi Selatan juga telah mengeluarkan peringatan dini akan potensi gelombang tinggi di wilayah perairan Sulsel.
"Saat ini berdasarkan hasil analisa gelombang dengan ketinggian 2,5 meter sampai empat meter terjadi bebeberapa perairan, untuk itu nelayan diimbau tidak melaut maupun warga tinggal di pesisir agar tetap waspada," ujar Prakirawan BMKG Makassar, Nur Asia Utami.
Gelombang tinggi tersebut terjadi di Selat Makassar bagian selatan, Perairan barat Sulsel, Perairan Kepulauan Sabalana, Teluk Bone bagian selatan, perairan Kepulauan Selayar dan Laut Flores.
Sementara di Selat Makassar bagian selatan, Perairan barat Sulsel, Perairan Kepulauan Sabalana, dan Teluk Bone bagian selatan, tinggi gelombang diperkirakan 1,25 meter hingga 2,5 meter.
Untuk gelombang tinggi mencapai 2,5 meter - 4 meter terjadi di perairan Kepulauan Selayar dan Laut Flores, sedangkan untuk prakiraan BMKG Maritim Poetere Makassar, telah dikeluarkan peringatan gelombang tinggi yang mulai berlaku 28 Desember pukul 08.00 sampai 31 Desember pukul 08.00 WITA.
Hasil analisa dari pemantauan layar BMKG terdapat pola tekanan rendah 1002 hPa, 1003 hPa dan 1003 hPa di Samudra Pasifik Timur Filiphina, Laut Arafuru bagian Barat serta Laut Cina Selatan.
Selanjutnya, pola kecepatan angin di wilayah Indonesia umumnya bergerak dari Barat Daya ke Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar antara 5 - 25 knot.
Sedangkan kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Sunda, Perairan Kepulauan Seribu, Laut Jawa, Laut Sulawesi, Perairan Kepulauan Sangihe - Kepulauan Talaud dan Laut Flores.
"Sesuai dengan pemantauan satelit, pada pukul 18.00 WITA itu adalah titik tertinggi air pasang. Kita semua siaga dari jam-jam sebelumnya sampai malam," ujar Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto di Makassar, Jumat.
Ia mengatakan semua pihak terkait yang tergabung dalam Satgas Drainase telah mengambil bagian-bagiannya untuk melakukan pemantauan dan mengantisipasi banjir.
Beberapa langkah yang dilakukannya yakni melakukan pengerukan sedimentasi di kanal-kanal maupun drainase agar aliran air bisa mengalir tanpa hambatan hingga ke laut.
"Saya sudah perintahkan semuanya untuk tetap sigap dan stanby sejak sore sampai malam. Komunikasi semua pihak juga kita pantau dan begitu ada laporan langsung kita bergerak," katanya.
Danny, sapaan akrab Ramdhan Pomanto menyatakan selama beberapa hari ini intensitas hujan sangat tinggi dan berakibat pada munculnya genangan-genangan hingga lutut orang dewasa.
"Kalau malam bulan purnama memang itu air selalu pasang. Tapi purnama kali ini disertai dengan hujan, makanya ini yang kita antisipasi dan kita pantau terus menerus juga melalui satelit," terangnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah Makassar, Sulawesi Selatan juga telah mengeluarkan peringatan dini akan potensi gelombang tinggi di wilayah perairan Sulsel.
"Saat ini berdasarkan hasil analisa gelombang dengan ketinggian 2,5 meter sampai empat meter terjadi bebeberapa perairan, untuk itu nelayan diimbau tidak melaut maupun warga tinggal di pesisir agar tetap waspada," ujar Prakirawan BMKG Makassar, Nur Asia Utami.
Gelombang tinggi tersebut terjadi di Selat Makassar bagian selatan, Perairan barat Sulsel, Perairan Kepulauan Sabalana, Teluk Bone bagian selatan, perairan Kepulauan Selayar dan Laut Flores.
Sementara di Selat Makassar bagian selatan, Perairan barat Sulsel, Perairan Kepulauan Sabalana, dan Teluk Bone bagian selatan, tinggi gelombang diperkirakan 1,25 meter hingga 2,5 meter.
Untuk gelombang tinggi mencapai 2,5 meter - 4 meter terjadi di perairan Kepulauan Selayar dan Laut Flores, sedangkan untuk prakiraan BMKG Maritim Poetere Makassar, telah dikeluarkan peringatan gelombang tinggi yang mulai berlaku 28 Desember pukul 08.00 sampai 31 Desember pukul 08.00 WITA.
Hasil analisa dari pemantauan layar BMKG terdapat pola tekanan rendah 1002 hPa, 1003 hPa dan 1003 hPa di Samudra Pasifik Timur Filiphina, Laut Arafuru bagian Barat serta Laut Cina Selatan.
Selanjutnya, pola kecepatan angin di wilayah Indonesia umumnya bergerak dari Barat Daya ke Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar antara 5 - 25 knot.
Sedangkan kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Sunda, Perairan Kepulauan Seribu, Laut Jawa, Laut Sulawesi, Perairan Kepulauan Sangihe - Kepulauan Talaud dan Laut Flores.