Makassar, (Antaranews Sulsel) - Bank Mandiri berkomitmen untuk terus memperkuat layanan digital guna memenuhi kebutuhan nasabahnya termasuk penguatan layanan digital perseroan mengunggulkan kenyamanan dan keamanan dalam bertransaksi.

"Kami berusaha untuk mengikuti perkembangan zaman apalagi di era digital saat ini yang mulai merubah perilaku pasar, tidak hanya pendidikan, transporasi hingga perbankan," tutur Transaction Banking Retail Head Bank Mandiri Agus Setyawan di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu.

Dia mengungkapkan dalam fokus diskusi Grup (FGD) Bank Mandiri bersama Pewarta Ekonomi Makassar (Pena) bertema digitalisasi layanan transaksi keuangan dalam memudahkan nasabah di hotel Novotel Makassar, bahwa efek transaksi keuangan sudah mencapai 75 persen dialihkan ke e-channel.

Saat ini, kata dia, sebesar 94 persen transaksi Bank Mandiri dilakukan nasabah melalui e-Channel. Bahkan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) masih menjadi layanan digital yang paling diminati nasabah.

"Transaksi ATM menurun di tahun ke tahun hingga 39 persen dan fakta menariknya, mobile Banking trennya mengalami kenaikan. Kita optimis akan melebihi transaksi channel ATM," ungkapnya.

Dalam diskusi itu, Agus memaparkan, Bank Mandiri menjawab tantangan digital dengan mengembangkan seluruh jalur transaksi e-channel. Mulai dari Mandiri USSD bagi nasabah yang belum memiliki smartphone, mandiri Online, e-Money dan e-Cash.

"Sedangkan di wilayah pelosok, bisa digunakan menggunakan mesin EDC dan itu dikembangkan jadi mini ATM. Bisa untuk keperluan transfer dan beragam pembayaran. Cukup dangan adanya jaringan telepon, maka sudah bisa transaksi," ujarnya. 

Sedangkan inovasi terbaru, perseroan akan meluncurkan layanan transaksi berbasis QR-Code. Inovasi ini masih dalam tahap pengembangan serta sedang diuji coba secara internal sebelum diluncurkan kepada masyarakat. 

"Inovasi QR-code ini sebetulnya sudah tahun lalu, tetapi kami tidak terburu-buru, bukan soal cepat, tetapi bagaimana layanan benar-benar menyentuh dan sesuai dengan kebutuhan nasabah dan sistem keamanannya," ungkap Agus. 

Sementara, Deputi Direktur Kantor Perwakilan BI Provinsi Sulsel sekaligus Kepala Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulsel Tjahjadi Prastono mengemukakan, inovasi digital sangat cepat serat beragam mendorong masyarakat siap menerima perubahan itu.

"Di Kota Makassar masyarakat sudah menerima digitalisasi dengan baik. Dari awalnya menggunakan uang elektronik untuk jalan tol dengan penetrasinya 50-60 persen. Sekarang sudah 100 persen dan tercapai tercapai," ucapnya.

Tentang layanan keuangan digital, lanjut dia, orientasinya yang diatur Bank Indonesia adalah lebih mengutamakan keamanan, efisien dan transparansi untuk transaksi digital.

"BI mengatur `fintech` untuk dorong inovasi keuangan dengan menerapkan prinsip perlindungan konsumen. Fungsi sistem pembayaran dapat meyakinkan bahwa bisa melindungi masyarakat," katanya.

Demi menjamin keamanan setiap industri yang menawarkan sistem pembayaran digital, sebut Prastono, Bank Indonesia secara ketat melakukan pengkajian da dan analisis dari sisi keamanan data nasabah.

"Sebelum digital payment diberikan persetujuan, dikaji dulu selama enam bulan untuk dapat izin payment sistem. Dari sisi keamanan nasabah, keamanan sistem, teknologi yang digunakan sehingga prosesnya cukup lama dalam pemberian izin kepada bank dan non bank agar keamananya dijamin," ungkapnya. 

 Terkait layanan transaksi berbasis QR-Code ini akan menjadi tantangan. BI tentu mengkaji akan membuat standarisasi QR-Code yang harapnya bisa berkembang dan tidak mundur ke belakang. 

 Pengamat Ekonomi Prof Marsuki DEA pada diskusi itu mengatakan, perbankan modern memang harus mampu mamfaatkan digital ini. Pengguna digital di tanah air masih timpang, kebanyakan di tanah Jawa. 

 "Persentase keseluruhan 41 persen pengguna digital. Teknologi dan informasi, perbankan dan pelaku ekonomi harus jadi kesatuan yang terintegrasi," katanya.

 Digitalisasi layanan ini, lanjut Ketua STIM Nitro Makassar ini, manfaatnya harus dilihat dari tiga sisi masing-masing manfaat efisiensi untuk perbankan, kecepatan yang dinikmati nasabah dan bagi otoritas yakni menjaga stabilitas jasa keuangan. 

 "Ini sudah era digitalisaasi dana masa milenial. Untuk itu perbankan harus beradaptasi dengan kebutuhan itu. Meskipun transaksi milenial nominal relatif kecil, tapi bisa melibatkan mereka sebagi prospek perbankan dalam pengembangan bisnis berpeluang besar," tambahnya.

 Dalam acara ini turut hadir Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto yang menyampaikan keberhasilan pertumbuhan ekonomi hingga 8,6 persen tertinggi di Indonesia dengan inflasi 3,5 persen terendah. Hadir pula Regional CEO X Sulawesi dan Maluku Angga Erlangga Hanafie sekaligus membuka acara.

Pewarta : -
Editor : M Darwin Fatir
Copyright © ANTARA 2024