Makassar (ANTARA) - Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto menyebut Pantai Losari Makassar dengan ruang terbuka hijaunya adalah simbol kebersihan kota.
Hal ini disampaikan saat menghadiri kerja bakti dan bakti sosial, Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) digelar Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan di anjungan Toraja Mandar Pantai Losari, Jumat.
"Terima kasih pak Kajati Sulsel telah memilih tempat ini sebagai pusat pelaksanaan Indonesia bersih yang memang menjadi simbol kebersihan kota kita," papar pria disapa akrab Danny Pomanto ini.
Danny mengatakan bila pemilihan Pantai Losari yang menjadi pusat kegiatan sudah sangat tepat. Karena persoalan sampah di tempat tersebut sangat komplit dan sensitif.
Jika Pantai Losari kotor, maka pikiran orang, Makassar ini kotor, sebaliknya jika tempat itu bersih maka orang akan menilai Makassar bersih tanpa harus melihat di tempat lain.
Masalah mendasar di Pantai Losari, kata dia, adalah sampah plastik. Persoalan plastik yang berada di laut, keluar dari muara kanal. Tentunya ini kesulitan Pemerintah Kota karena kanal adalah otoritas balai Pemerintah Pusat.
Sementara laut dibawah penguasaan Pemerintah Provinsi. Meski demikian, masalahnya Pemerintah Kota Makassar yang mendapat kecaman dari beberapa pihak bila laut terlihat kotor dengan sampah plastik.
"Karena itu kami tidak tinggal diam, dan alhamdulillah teman-teman tidak pernah surut semangatnya untuk membersihkan laut kita," papar Danny Pomanto.
Berkaitan dengan masalah sampah, sebagai Wali Kota, dirinya terus konsisten dengan persoalan-persoalan sampah sejak awal menjabat, bahkan ia ikut memungut sampah pantai losari.
Sampah di Makassar tercatat mencapai 1.200 ton per hari. Dalam dua tahun terakhir pemerintah telah berhasil mereduksi hingga 30 persen, sehingga produksi sampah masih tersisa 900 ton.
Dia menjelaskan, berkat kehadiran 1.000 bank sampah dari swadaya masyarakat sangat membantu penguraian sampah. Bank sampah ini tumbuh dan berkembang dengan baik hingga mampu menghidupi 32 ribu Kepala Keluarga di Makassar.
Kepala Kejaksaan Tinggi Sulsel, Tarmizi pada kesempatan itu menyampaikan, kegiatan Indonesia Bersih tersebut adalah program ibu negara RI, Iriana Joko Widodo yang mengharapkan perlunya kepeduliaan semua pihak.
Program ini mengajak masyarakat bagaimana menjaga lingkungan bersih, bukan hanya lingkungan kota, pasar, laut, tetapi juga pada lingkungan rumah tangga.
Sampah plastik, kata dia, memang menjadi persoalan besar. Paling sulit dileburkan dan susah menyatu dengan tanah, apalagi air. Butuh waktu bertahun-tahun untuk menghancurkannya karena sangat susah hancur.
"Secara umum memang penggunaan plastik masih sangat banyak. Tapi ini pelan-pelan akan dihilangkan. Agar penggunaan plastik tidak berdampak pada lingkungan," paparnya.
Kendati demikian, melalui pasukan orange (petugas kebersihan) yang dimiliki Pemkot Makassar serta semakin sadarnya warga kota, dia optimis Kota Makassar ke depan akan jadi daerah pariwisata yang sangat bagus.
"Kalau kita lihat tempat di belakang saya (pantai losari) sangat indah. Maka salah satunya adalah mengurangi sampah agar tidak mencemari laut agar tetap indah," tambahnya.
Hal ini disampaikan saat menghadiri kerja bakti dan bakti sosial, Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) digelar Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan di anjungan Toraja Mandar Pantai Losari, Jumat.
"Terima kasih pak Kajati Sulsel telah memilih tempat ini sebagai pusat pelaksanaan Indonesia bersih yang memang menjadi simbol kebersihan kota kita," papar pria disapa akrab Danny Pomanto ini.
Danny mengatakan bila pemilihan Pantai Losari yang menjadi pusat kegiatan sudah sangat tepat. Karena persoalan sampah di tempat tersebut sangat komplit dan sensitif.
Jika Pantai Losari kotor, maka pikiran orang, Makassar ini kotor, sebaliknya jika tempat itu bersih maka orang akan menilai Makassar bersih tanpa harus melihat di tempat lain.
Masalah mendasar di Pantai Losari, kata dia, adalah sampah plastik. Persoalan plastik yang berada di laut, keluar dari muara kanal. Tentunya ini kesulitan Pemerintah Kota karena kanal adalah otoritas balai Pemerintah Pusat.
Sementara laut dibawah penguasaan Pemerintah Provinsi. Meski demikian, masalahnya Pemerintah Kota Makassar yang mendapat kecaman dari beberapa pihak bila laut terlihat kotor dengan sampah plastik.
"Karena itu kami tidak tinggal diam, dan alhamdulillah teman-teman tidak pernah surut semangatnya untuk membersihkan laut kita," papar Danny Pomanto.
Berkaitan dengan masalah sampah, sebagai Wali Kota, dirinya terus konsisten dengan persoalan-persoalan sampah sejak awal menjabat, bahkan ia ikut memungut sampah pantai losari.
Sampah di Makassar tercatat mencapai 1.200 ton per hari. Dalam dua tahun terakhir pemerintah telah berhasil mereduksi hingga 30 persen, sehingga produksi sampah masih tersisa 900 ton.
Dia menjelaskan, berkat kehadiran 1.000 bank sampah dari swadaya masyarakat sangat membantu penguraian sampah. Bank sampah ini tumbuh dan berkembang dengan baik hingga mampu menghidupi 32 ribu Kepala Keluarga di Makassar.
Kepala Kejaksaan Tinggi Sulsel, Tarmizi pada kesempatan itu menyampaikan, kegiatan Indonesia Bersih tersebut adalah program ibu negara RI, Iriana Joko Widodo yang mengharapkan perlunya kepeduliaan semua pihak.
Program ini mengajak masyarakat bagaimana menjaga lingkungan bersih, bukan hanya lingkungan kota, pasar, laut, tetapi juga pada lingkungan rumah tangga.
Sampah plastik, kata dia, memang menjadi persoalan besar. Paling sulit dileburkan dan susah menyatu dengan tanah, apalagi air. Butuh waktu bertahun-tahun untuk menghancurkannya karena sangat susah hancur.
"Secara umum memang penggunaan plastik masih sangat banyak. Tapi ini pelan-pelan akan dihilangkan. Agar penggunaan plastik tidak berdampak pada lingkungan," paparnya.
Kendati demikian, melalui pasukan orange (petugas kebersihan) yang dimiliki Pemkot Makassar serta semakin sadarnya warga kota, dia optimis Kota Makassar ke depan akan jadi daerah pariwisata yang sangat bagus.
"Kalau kita lihat tempat di belakang saya (pantai losari) sangat indah. Maka salah satunya adalah mengurangi sampah agar tidak mencemari laut agar tetap indah," tambahnya.