Mamuju (ANTARA) - Sekretaris Provinsi Sulawesi Barat Muhammad Idris menyampaikan tekadnya yang akan menjadikan Pulau Karampuang di Kabupaten Mamuju sebagai aksesoris parawisata di daerah itu.

"Kalau kita percantik dan menjadikan Pulau Karampuang sebagai aksesoris, maka saya yakin wisatawan, baik lokal maupun mancanegara akan senang berkunjung ke Mamuju," kata Muhammad Idris, di Mamuju, Jumat (14/6).

Selama ini, kata Muhammad Idris, Pulau Karampuang tidak dikelola secara maksimal dan terkesan mubazir sehingga tidak memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat maupun pendapatan bagi daerah itu.

"Saya sempat berkunjung ke negara tetangga dan melihat jika ada pulau yang dekat dengan kota, maka akan dipercantik kemudian dijadikan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi," ujarnya.

"Nah saat saya datang di Mamuju, saya lihat Pulau Karampuang ternyata sangat eksotis dan sangat menggoda apalagi letaknya persis di seberang Kota Mamuju. Namun, begitu menyeberang pertama kali dan melihat langsung kondisinya, saya nilai, pulau ini terkesan mubazir karena tidak terkelola dengan baik yang dapat menjadi sumber pendapatan," kata Muhammad Idris.

Walaupun baru beberapa bulan bertugas di Mamuju dengan jabatan sebagai Sekretaris Provinsi Sulbar, Muhammad Idris mengakui sedikitnya telah lima kali membahas tentang Pulau Karampuang dengan berbagai "stakeholder" atau pemangku kepentingan di daerah itu.

Ia juga mengaku sudah melakukan inisiatif dan sudah berbicara dengan Bappeda serta Bupati Mamuju untuk mendorong pengelolaan Pulau Karampuang.

Sekprov Sulbar itu juga mengaku telah melakukan pertemuan dengan seluruh instansi vertikal yang ada di daerah itu untuk bersama-sama mengembangkan pulau tersebut.

"Saya harapkan, bagaimana setiap instansi vertikal punya spot di sana sehingga jika ada tamu, harus makan di Pulau Karampuang sambil menikmati eksotisme pulau itu. Kalau perlu tamu-tamu tersebut menginap dan dibuat menjadi betah berada di pulau itu," papar Muhammad Idris.

Sekprov Sulbar itu juga menyampaikan, telah mengundang konsultan internasional dari Prancis untuk membantu pengembangan Pulau Karampuang.

Konsultan itu, lanjutnya, yang telah mengembangkan Taka Bonerate, Bunaken dan juga wisata maritim di Sulawesi Tenggara.

"Konsultan itu merupakan ahli destinasi maritim, dan dia yang mengembang Bunaken, Taka Bonerate serta wisata maritim di Sulawesi Tenggara," tuturnya

Ia mengatakan, walaupun destinasinya cantik tapi tidak menarik karena tidak dipikirkan pemerintah, wisatawan mancanegara tidak akan berkunjung.

"Juga jika aksebilitasnya tidak baik. Saya sudah tantang Kadis Pariwisata agar membeli kapal Sandeq untuk mondar-mandir ke Pulau Karampuang. Ada atau tidak ada yang dibawa, harus mondar-mandir karena kita juga akan memperkenalkan perahu Sandeq yang menjadi kebanggaan Sulbar," jelas Muhammad Idris.

Ia optimistis, pada 2021 Pulau Karampuang sudah bisa diresmikan sebagai pulau yang indah dan menjadi etalase pariwisata di Sulbar.

"Saya yakin, jika Pulau Karampuang ditata dan dipercantik, maka orang akan senang berkunjung dan bisa betah tinggal di Karampuang. Tentu hal itu bisa menjadi pendapatan bernilai 'dolar' yang dapat menyejahterakan masyarakat di Sulbar," kata Muhammad Idris.

Pewarta : Amirullah
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024