Makassar (ANTARA) - Dinas Pariwisata Sulawesi Selatan akan menggelar pameran wisata halal dengan diikuti 24 kabupaten dan kota se-Provinsi Sulsel untuk meningkatkan daya tarik wisatawan berkunjung ke daerah itu.
"Bulan depan insyaallah kita akan gelar pameran khusus untuk produk halal bagi 24 kabupaten, tempatnya antara Roterdam atau Gedung Mulo," kata Sekretaris Dinas Pariwisata Sulawesi Selatan pada pembukaan Pameran Foto Peradaban Muslim Australia di Indonesia yang dilaksanakan di Benteng Roterdam di Makassar, Selasa.
Sebanyak 24 kabupaten dan kota diminta untuk membawa satu produk yang dijamin halal, mencakup proses membuat, bahan, hingga alat yang digunakan. Pada pameran tersebut juga akan dilibatkan pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel.
"Setiap kabupaten cukup membawa satu produk saja pada acara tersebut, untuk keterwakilan daerahnya. Kita juga kerja sama dengan Dinas Koperasi untuk produknya," katanya.
Ia juga mengakui adanya gejolak di Kabupaten Toraja, beberapa waktu lalu, terkait dengan pencanangan wisata halal di seluruh kabupaten/kota di Sulsel.
"Ini kita sudah mulai bicarakan lagi ke pemerintah setempat, karena bicara soal wisata halal itu tidak harus semuanya harus halal. Contohnya pada sebuah hotel, hanya makanannya saja yang telah dinilai kehalalannya," kata Kemal.
Terkait dengan pengembangan wisata halal, Pemprov Sulsel menargetkan sasaran wisatawan asal Malaysia dan Singapura untuk berkunjung ke Sulsel. Selama ini, wisata halal di Indonesia didominasi oleh dua negara tetangga tersebut.
"Kita akan mencanangkan wisata halal dengan target wisata dari Malaysia dan Singapura kita akan sasar. Sekadar diketahui bahwa mereka paling banyak datang ke pasar butung, jadi wisata halal ini harus segera kita buat," katanya.
Saat ini, Dispar Sulsel bersama unsur terkait di Pemerintah Provinsi Sulsel sedang menyusun regulasi pencanangan wisata halal di Sulsel sebagai replikasi perkembangan wisata halal di Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Bulan depan insyaallah kita akan gelar pameran khusus untuk produk halal bagi 24 kabupaten, tempatnya antara Roterdam atau Gedung Mulo," kata Sekretaris Dinas Pariwisata Sulawesi Selatan pada pembukaan Pameran Foto Peradaban Muslim Australia di Indonesia yang dilaksanakan di Benteng Roterdam di Makassar, Selasa.
Sebanyak 24 kabupaten dan kota diminta untuk membawa satu produk yang dijamin halal, mencakup proses membuat, bahan, hingga alat yang digunakan. Pada pameran tersebut juga akan dilibatkan pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel.
"Setiap kabupaten cukup membawa satu produk saja pada acara tersebut, untuk keterwakilan daerahnya. Kita juga kerja sama dengan Dinas Koperasi untuk produknya," katanya.
Ia juga mengakui adanya gejolak di Kabupaten Toraja, beberapa waktu lalu, terkait dengan pencanangan wisata halal di seluruh kabupaten/kota di Sulsel.
"Ini kita sudah mulai bicarakan lagi ke pemerintah setempat, karena bicara soal wisata halal itu tidak harus semuanya harus halal. Contohnya pada sebuah hotel, hanya makanannya saja yang telah dinilai kehalalannya," kata Kemal.
Terkait dengan pengembangan wisata halal, Pemprov Sulsel menargetkan sasaran wisatawan asal Malaysia dan Singapura untuk berkunjung ke Sulsel. Selama ini, wisata halal di Indonesia didominasi oleh dua negara tetangga tersebut.
"Kita akan mencanangkan wisata halal dengan target wisata dari Malaysia dan Singapura kita akan sasar. Sekadar diketahui bahwa mereka paling banyak datang ke pasar butung, jadi wisata halal ini harus segera kita buat," katanya.
Saat ini, Dispar Sulsel bersama unsur terkait di Pemerintah Provinsi Sulsel sedang menyusun regulasi pencanangan wisata halal di Sulsel sebagai replikasi perkembangan wisata halal di Nusa Tenggara Barat (NTB).