Makassar (ANTARA) - Ketua Tim Penggerak PKK Sulawesi Selatan Lies F Nurdin berpesan pada siswa SMA Celebes Global School (CGS) Makassar yang akan melakukan studi budaya di Australia agar menjaga nama baik Sulawesi Selatan dan Indonesia.
"Anak-anakku yang akan berangkat tetap bawa nama baik Sulsel dan Indonesia ke negara orang, selain belajar bahasa, belajar budaya, kalian akan dapat teman internasional," katanya di Makassar, Senin, saat melepas 27 siswa serta 4 pengajar SMA Celebes Global School (CGS) Makassar untuk melakukan studi budaya dan pengembangan bahasa di Australia 27 Juli hingga 14 Agustus 2019.
Dalam kesempatan ini, Lies juga membagi pengalamannya semasa mengenyam pendidikan di Kyushu, Jepang.
Lulusan Kyushu International University ini menuturkan penting untuk lebih dahulu belajar adat istiadat dari masyarakat negara yang akan dituju, apalagi selama masa belajar siswa akan tinggal dengan keluarga angkat.
"Jadi jangan segan bertanya mengenai apa yang tidak boleh dan boleh dilakukan, tetap jaga sopan santun, dan yang lebih utama tetap jalankan ibadah seperti biasa, bawa perlengkapan shalat bagi yang muslim," jelasnya.
Akademisi yang selalu konsen dengan pendidikan anak ini mengharapkan ada lebih banyak sekolah yang menghubungkan siswa-siswanya dengan dunia internasional untuk membantu mewujudkan perdamaian dunia yang telah dirancang oleh Menteri Luar Negeri Indonesia.
"Saya harap sekolah begini juga bisa tumbuh di daerah-daerah, maunya sih di semua kabupaten, supaya anak-anak kita di kabupaten bisa merasakan pendidikan seperti ini, fasilitasnya juga lengkap, mendukung untuk pelajaran anak-anak," sebut Lies.
Ketua Yayasan SMA CGS Makassar Andi Muhammad Emier Sadiq menyebutkan tujuan utama program pembelajaran antar budaya dan pengembangan bahasa adalah mengembangkan interpersonal skill serta karakter yang lebih disiplin dan mandiri.
"Juga sebagai kesempatan mengenalkan kearifan lokal Indonesia kepada masyarakat internasional," jelas Emier.
Emier menyebutkan, program yang digagas bersama Kepala Sekolah CGS Makassar Hamzah Zaidin bersama tim SMA CGS ini telah berjalan selama 5 tahun, dimulai sejak tahun 2015.
"CGS merupakan satu-satunya sekolah di Makassar yang memberi kesempatan dan pengalaman langsung kepada siswa untuk belajar budaya langsung di negara asing," kata Emier.
"Anak-anakku yang akan berangkat tetap bawa nama baik Sulsel dan Indonesia ke negara orang, selain belajar bahasa, belajar budaya, kalian akan dapat teman internasional," katanya di Makassar, Senin, saat melepas 27 siswa serta 4 pengajar SMA Celebes Global School (CGS) Makassar untuk melakukan studi budaya dan pengembangan bahasa di Australia 27 Juli hingga 14 Agustus 2019.
Dalam kesempatan ini, Lies juga membagi pengalamannya semasa mengenyam pendidikan di Kyushu, Jepang.
Lulusan Kyushu International University ini menuturkan penting untuk lebih dahulu belajar adat istiadat dari masyarakat negara yang akan dituju, apalagi selama masa belajar siswa akan tinggal dengan keluarga angkat.
"Jadi jangan segan bertanya mengenai apa yang tidak boleh dan boleh dilakukan, tetap jaga sopan santun, dan yang lebih utama tetap jalankan ibadah seperti biasa, bawa perlengkapan shalat bagi yang muslim," jelasnya.
Akademisi yang selalu konsen dengan pendidikan anak ini mengharapkan ada lebih banyak sekolah yang menghubungkan siswa-siswanya dengan dunia internasional untuk membantu mewujudkan perdamaian dunia yang telah dirancang oleh Menteri Luar Negeri Indonesia.
"Saya harap sekolah begini juga bisa tumbuh di daerah-daerah, maunya sih di semua kabupaten, supaya anak-anak kita di kabupaten bisa merasakan pendidikan seperti ini, fasilitasnya juga lengkap, mendukung untuk pelajaran anak-anak," sebut Lies.
Ketua Yayasan SMA CGS Makassar Andi Muhammad Emier Sadiq menyebutkan tujuan utama program pembelajaran antar budaya dan pengembangan bahasa adalah mengembangkan interpersonal skill serta karakter yang lebih disiplin dan mandiri.
"Juga sebagai kesempatan mengenalkan kearifan lokal Indonesia kepada masyarakat internasional," jelas Emier.
Emier menyebutkan, program yang digagas bersama Kepala Sekolah CGS Makassar Hamzah Zaidin bersama tim SMA CGS ini telah berjalan selama 5 tahun, dimulai sejak tahun 2015.
"CGS merupakan satu-satunya sekolah di Makassar yang memberi kesempatan dan pengalaman langsung kepada siswa untuk belajar budaya langsung di negara asing," kata Emier.