700 peserta ikut karnaval memperingati Hari Kebudayaan Kota Makassar
Makassar (ANTARA) - Sebanyak 700 peserta dari lima daerah di Sulawesi Selatan ikut ambil bagian dalam sebuah karnaval memperingati Hari Kebudayaan Kota Makassar yang jatuh setiap 1 April.
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto di Makassar, Senin, mengatakan, peringatan Hari Kebudayaan Kota Makassar baru bisa dilaksanakan pada akhir bulan karena 1April bertepatan dengan bulan puasa.
"Karnaval budaya ini diikuti 700 peserta yang berasal dari lima daerah di Sulsel serta seluruh anggota sanggar di Kota Makassar. Kenapa baru sekarang diperingati, karena tanggal 1 April itu bertepatan dengan puasa Ramadhan," ujarnya.
Danny, sapaan akrab Ramdhan Pomanto, mengatakan karnaval itu digelar sebagai bentuk penghargaan kepada budaya.
"Kita harus melestarikannya sesuai tema, yaitu Budaya Masa Depan. Partisipasi dari daerah dan sanggar-sanggar sangat terlihat dan mereka semua antusias,” katanya.
Ratusan peserta karnaval budaya ini juga tampil di hadapan tamu dari Pertemuan Saudagar Bugis Makassar (PSBM) sebagai bagian dari rangkaian kegiatan.
Beragam kebudayaan Nusantara ditampilkan mulai dari adat Bugis Makassar dengan baju kebesarannya yakni jas tutup dan baju bodo, atraksi tarian, hingga pengiring musik toriolo yang ikut meramaikan demi memperkuat budaya sebagai ciri khas Kota Makassar.
Selain itu, ada juga adat Bali yang dibawakan oleh sanggar Kita Saraswati.
Menurut Danny, konsep yang ditampilkan cukup unik, mereka menampilkan barong diiringi musik khas Bali yang disebut dengan bola ganjur.
Bola ganjur ini, katanya, wajib dibawakan saat merayakan kegembiraan atau penyambutan tamu-tamu negara atau bangsawan.
Dewan Penasehat Sanggar Kita Saraswati, Gede Burahman, mengungkapkan keikutsertaan mereka sebagai bentuk dukungan terhadap program Pemkot Makassar dalam pelestarian budaya.
“Kami sering ikut. Partner di Dinas Kebudayaan. Kita ingin memperkenalkan budaya adat Bali di Kota Makassar. Sebagai paguyuban Hindu Bali kami senang karena pemimpinnya juga tak lupa akan budaya. Memberikan kita panggung untuk semua budaya,” ungkapnya.
Sementara, Kepala Dinas Kebudayaan Makassar Herfida Attas menambahkan, Hari Kebudayaan Kota Makassar ditetapkan sejak tahun 2018 dan tahun ini merupakan pagelaran keenam.
Kegiatan ini rutin dilaksanakan Pemerintah Kota Makassar beserta masyarakatnya untuk melestarikan budaya dan menghibur masyarakat.
Setiap peringatan Hari Budaya Makassar warga mengenakan pakaian adat sebagai simbol perayaan dalam warna warni budaya Makassar.
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto di Makassar, Senin, mengatakan, peringatan Hari Kebudayaan Kota Makassar baru bisa dilaksanakan pada akhir bulan karena 1April bertepatan dengan bulan puasa.
"Karnaval budaya ini diikuti 700 peserta yang berasal dari lima daerah di Sulsel serta seluruh anggota sanggar di Kota Makassar. Kenapa baru sekarang diperingati, karena tanggal 1 April itu bertepatan dengan puasa Ramadhan," ujarnya.
Danny, sapaan akrab Ramdhan Pomanto, mengatakan karnaval itu digelar sebagai bentuk penghargaan kepada budaya.
"Kita harus melestarikannya sesuai tema, yaitu Budaya Masa Depan. Partisipasi dari daerah dan sanggar-sanggar sangat terlihat dan mereka semua antusias,” katanya.
Ratusan peserta karnaval budaya ini juga tampil di hadapan tamu dari Pertemuan Saudagar Bugis Makassar (PSBM) sebagai bagian dari rangkaian kegiatan.
Beragam kebudayaan Nusantara ditampilkan mulai dari adat Bugis Makassar dengan baju kebesarannya yakni jas tutup dan baju bodo, atraksi tarian, hingga pengiring musik toriolo yang ikut meramaikan demi memperkuat budaya sebagai ciri khas Kota Makassar.
Selain itu, ada juga adat Bali yang dibawakan oleh sanggar Kita Saraswati.
Menurut Danny, konsep yang ditampilkan cukup unik, mereka menampilkan barong diiringi musik khas Bali yang disebut dengan bola ganjur.
Bola ganjur ini, katanya, wajib dibawakan saat merayakan kegembiraan atau penyambutan tamu-tamu negara atau bangsawan.
Dewan Penasehat Sanggar Kita Saraswati, Gede Burahman, mengungkapkan keikutsertaan mereka sebagai bentuk dukungan terhadap program Pemkot Makassar dalam pelestarian budaya.
“Kami sering ikut. Partner di Dinas Kebudayaan. Kita ingin memperkenalkan budaya adat Bali di Kota Makassar. Sebagai paguyuban Hindu Bali kami senang karena pemimpinnya juga tak lupa akan budaya. Memberikan kita panggung untuk semua budaya,” ungkapnya.
Sementara, Kepala Dinas Kebudayaan Makassar Herfida Attas menambahkan, Hari Kebudayaan Kota Makassar ditetapkan sejak tahun 2018 dan tahun ini merupakan pagelaran keenam.
Kegiatan ini rutin dilaksanakan Pemerintah Kota Makassar beserta masyarakatnya untuk melestarikan budaya dan menghibur masyarakat.
Setiap peringatan Hari Budaya Makassar warga mengenakan pakaian adat sebagai simbol perayaan dalam warna warni budaya Makassar.