Makassar (ANTARA) - Bupati Gowa, Sulawesi Selatan, Adnan Purichta Ichsan meminta masyarakat dan semua pihak terkait agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di musim kemarau sekarang.
"Ini sudah masuk pada musim kemarau, potensi terjadinya kebakaran sangat memungkinkan terjadi. Sehingga saya meminta masyarakat tidak membakar sampah sembarangan," tegasnya di Lapangan Kantor Manggala Agni KLHK Daops Gowa di Kelurahan Lanna, Kecamatan Parangloe, Selasa.
Pada Apel Gelar Terpadu Penanganan Karhutla di Wilayah Kabupaten Gowa itu, Adnan menyebutkan bahwa hutan dan lahan adalah salah satu sumber daya vital dalam pembangunan dan keberlangsungan kehidupan.
Sehingga senantiasa perlu dilakukan peningkatan penjagaan serta pemeliharaan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya karhutla termasuk di wilayah Kabupaten Gowa.
Dibutuhkan dukungan kerjasama, partisipasi dan bantuan dari berbagai pihak mulai dari jajaran Forkopimda, seluruh dinas, organisasi masyarakat, oraganisasi pemuda dan pihak lainnya dalam penanganan tersebut.
"Perlu adanya peningkatan komunikasi dan koordinasi. Karena isu kebakaran hutan ini memang menjadi perhatian serius. Disadari seiring dengan perubahan iklim yakni kemarau dan kering yang terjadi saat ini sangat berpotensi memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan," ujarnya.
Pada apel tersebut juga dihadiri Wakil Bupati Gowa Abd. Rauf Malaganni, Wakapolres Gowa Muh Fajri, Dandim 1409 Gowa Letkol Arh Muh. Syuaib, Kajari Gowa Basyar Rifai, para pimpinan SKPD lingkup Pemkab Gowa, Camat dan seluruh kepala desa se-Kecamatan Parangloe.
Lima point utama disebutkan Adnan utnuk menjadi perhatian masyarakat dan seluruh pihak.
Pertama, tingkatkan kewaspadaan dan deteksi dini terhadap potensi karhutla. Kedua, tingkatkan komunikasi, koordinasi dan kerjasama terhadap penanganan karhutla. Ketiga, siapkan personil utamanya bagi pihak TNI/Polri dan anggota Manggala Agni KLHK Daops, sarana dan peralatan berkaitan dengan penanganan kebakaran hutan dan lahan.
Kemudian keempat, tingkatkan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat sekitar hutan dan lahan. Antara lain untuk tidak membakar sampah, ranting, dedaunan utamanya warga yang pemukimannya berada dekat dengan hutan dan lahan.
"Hal terpenting lainnya yaitu saling mengingatkan dan membuka akses komunikasi satu dengan lainnya agar mudah menyampaikan informasi dan cepat tanggap serta responsif bila sewaktu-waktu dibutuhkan," katanya.
Sementara Kepala Manggala Agni KLHK Daops Gowa, Ishak Andi Kunna mengatakan penanganan serius terkait potensi terjadinya karhutla ini harus dilakukan apalagi berdasarkan data BMKG puncak kemarau panjang terjadi pada September mendatang.
"Terjadinya karhutla ada tanggungjawab seluruh pihak makanya perlu dilakukan kesiapsiagaan secara dini," ujarnya.
Ia menyebutkan, kasus karhutla di wilayah Kabupaten Gowa masih sangat sedikit. Terakhir terjadi di Kecamatan Manuju, itu pun saat ini telah dilakukan penanganan dengan melibatkan seluruh komponen.
"Yang kita pantau baru ada satu kasus karhutla karena kecenderungan yang terjadi biasanya ada kebakaran tapi tidak ada laporan masuk," terangnya.
Sebagai upaya persiapan, pada kesempatan itu juga dilakukan pemeriksaan kelengkapan alat pemadam kebakaran dan perlengkapan penanganan kebencanaan seperti pompa, mobil pemadam, mobil dapur umum dan beberapa alat lainnya.
"Ini sudah masuk pada musim kemarau, potensi terjadinya kebakaran sangat memungkinkan terjadi. Sehingga saya meminta masyarakat tidak membakar sampah sembarangan," tegasnya di Lapangan Kantor Manggala Agni KLHK Daops Gowa di Kelurahan Lanna, Kecamatan Parangloe, Selasa.
Pada Apel Gelar Terpadu Penanganan Karhutla di Wilayah Kabupaten Gowa itu, Adnan menyebutkan bahwa hutan dan lahan adalah salah satu sumber daya vital dalam pembangunan dan keberlangsungan kehidupan.
Sehingga senantiasa perlu dilakukan peningkatan penjagaan serta pemeliharaan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya karhutla termasuk di wilayah Kabupaten Gowa.
Dibutuhkan dukungan kerjasama, partisipasi dan bantuan dari berbagai pihak mulai dari jajaran Forkopimda, seluruh dinas, organisasi masyarakat, oraganisasi pemuda dan pihak lainnya dalam penanganan tersebut.
"Perlu adanya peningkatan komunikasi dan koordinasi. Karena isu kebakaran hutan ini memang menjadi perhatian serius. Disadari seiring dengan perubahan iklim yakni kemarau dan kering yang terjadi saat ini sangat berpotensi memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan," ujarnya.
Pada apel tersebut juga dihadiri Wakil Bupati Gowa Abd. Rauf Malaganni, Wakapolres Gowa Muh Fajri, Dandim 1409 Gowa Letkol Arh Muh. Syuaib, Kajari Gowa Basyar Rifai, para pimpinan SKPD lingkup Pemkab Gowa, Camat dan seluruh kepala desa se-Kecamatan Parangloe.
Lima point utama disebutkan Adnan utnuk menjadi perhatian masyarakat dan seluruh pihak.
Pertama, tingkatkan kewaspadaan dan deteksi dini terhadap potensi karhutla. Kedua, tingkatkan komunikasi, koordinasi dan kerjasama terhadap penanganan karhutla. Ketiga, siapkan personil utamanya bagi pihak TNI/Polri dan anggota Manggala Agni KLHK Daops, sarana dan peralatan berkaitan dengan penanganan kebakaran hutan dan lahan.
Kemudian keempat, tingkatkan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat sekitar hutan dan lahan. Antara lain untuk tidak membakar sampah, ranting, dedaunan utamanya warga yang pemukimannya berada dekat dengan hutan dan lahan.
"Hal terpenting lainnya yaitu saling mengingatkan dan membuka akses komunikasi satu dengan lainnya agar mudah menyampaikan informasi dan cepat tanggap serta responsif bila sewaktu-waktu dibutuhkan," katanya.
Sementara Kepala Manggala Agni KLHK Daops Gowa, Ishak Andi Kunna mengatakan penanganan serius terkait potensi terjadinya karhutla ini harus dilakukan apalagi berdasarkan data BMKG puncak kemarau panjang terjadi pada September mendatang.
"Terjadinya karhutla ada tanggungjawab seluruh pihak makanya perlu dilakukan kesiapsiagaan secara dini," ujarnya.
Ia menyebutkan, kasus karhutla di wilayah Kabupaten Gowa masih sangat sedikit. Terakhir terjadi di Kecamatan Manuju, itu pun saat ini telah dilakukan penanganan dengan melibatkan seluruh komponen.
"Yang kita pantau baru ada satu kasus karhutla karena kecenderungan yang terjadi biasanya ada kebakaran tapi tidak ada laporan masuk," terangnya.
Sebagai upaya persiapan, pada kesempatan itu juga dilakukan pemeriksaan kelengkapan alat pemadam kebakaran dan perlengkapan penanganan kebencanaan seperti pompa, mobil pemadam, mobil dapur umum dan beberapa alat lainnya.