Makassar (ANTARA) - Lembaga Laskar Merah Putih (LMP) Sulawesi Selatan bersama gerbong pendukung Gubenur Sulsel Nurdin Abdullah memberikan klarifikasi soal unjukrasa yang berujung insiden dengan demonstran yang mengatasnamakan HMI terkait Hak Angket di kantor DPRD Sulsel pada Senin 19 Agustus 2019.

"Tidak ada pemukulan ataupun pembakaran bendera mereka (HMI), semua itu tidak benar. Kami menduga ada settingan dalam kejadian itu," tegas Ketua LMP Sulsel Andi Nuralim saat memberikan keterangan pers di Makassar, Selasa.

Menurutnya dia, saat aksi di gelar di kantor DPRD Sulsel, beberapa orang aktivis HMI secara bersamaan juga menggelar aksi mendukung hak angket mendorong Pansus segera memutuskan hasil sidang.

Karena orasi mereka dianggap menyinggung perasaan demonstran pro gubernur, mengenai pemakzulan, lanjutnya dia, langsung didatangi dengan meminta baik-baik agar tidak melanjutkan sementara.

Namun tiba-tiba terjadi ketegangan antara keduanya dan saling dorong hingga terjadi insiden tersebut. Meski demikian pihaknya membantah tidak ada perlakuan kekerasan seperti pemukulan  ataupun pembakaran bendera.

"Mereka lari lebih dulu dan ada terjatuh, jadi tidak ada itu (pemukulan). Saya ada kenali beberapa orang disitu dan kami sudah berbicara baik-baik, tapi mereka tidak mau berhenti dan menarik diri untuk mundur, lalu terjadilah ketegangan," beber dia.

Tentang video yang beredar bahwa dirinya melakukan pemukulan, Nuralim, membatah keras dia tidak memukul, tapi hanya menengahi dan menahan agar tidak terjadinya kericuhan itu. 

Berkaitan dengan hal itu, pihaknya siap bertemu dengan perwakilan HMI guna meluruskan persoalan tersebut agar tidak berlarut-larut, sebab Sulsel membutuhkan pembangunan.

Ketua Aliansi Pendukung Nurdin Abdullah, Prof Iwan Rosadi dalam kesempatan itu mengemukakan, tidak ada niatan apalagi mau melakukan pemukulan terhadap mereka, justru malah diminta baik-baik untuk menunda sementara, sebab peserta aksi pro lebih banyak dari yang kontra.

"Kami siap untuk bertemu dengan adik-adik dari HMI untuk sama-sama menyelesaikan persoalan ini, sebab Sulsel butuh pemimpin untuk segera menyelesaikan pembangunan serta infrastruktur lainnya yang berguna bagi masyarakat banyak," beber dia.

Untuk itu, dalam waktu dekat, kata dia, pihaknya akan duduk  bersama dengan HMI serta memberikan pemikiran secara rasional agar tidak mudah terpancing dengan oknum tertentu, sebab Sulsel butuh pembangunan.

"Kami ingin membuka pikiran rasional dan jangan mudah terpancing. Sebab kejadian itu sama-sama kita tidak inginkan. Ada oknum yang sengaja memberikan kami. Penyampaian pendapat dimuka umum itu dilindungi Undang-undang," tambahnya.

Ketua Badan Koordinasi (Badko) HMI Sulselbar, Taufiq Husaini menyatakan pihaknya masih terus melakuka  berkoordinasi dan mengkaji mengapa insiden tersebut bisa terjadi.

Mengenai dengan kejadian itu, ia masih merundingkan dan menelaah sejauh mana kajian akhir dan langkah apa yang diambil, apakah diteruskan atau dilakukan mediasi. 

Hanya saja, untuk tuntutan tentang dukungan hak angket harus tetap diteruskan dan mendukung langkah tim Pansus terus bekerja hingga pada hasil akhir nanti.
 

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : M Darwin Fatir
Copyright © ANTARA 2024