Mamuju (ANTARA News)- Kondisi pasar tradisional yang tersebar di 33 Provinsi di Indonesia masih memprihatinkan karena sekitar 13.450 pasar tradisional tersebut masih dalam kondisi, kumuh, becek, bau, dan sampahnya berserahkan.

Asisten Deputi Urusan Sarana dan Prasarana Pemasaran Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Ahmad Zabadi di Mamuju, Minggu, mengatakan, karena kondisi yang  memprihatinkan tersebut, maka pasar tradisional yang dihuni sekitar 12,22 orang pedagang  mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatif sekitar 8,1 persen.

Ia mengatakan, berbeda dengan pasar modern termasuk pasar swalayan yang kondisinya teratur dan bersih mampu memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi hingga sekitar 31,4 persen.

Oleh karena itu kata dia, untuk membenahi pasar tradisional tersebut maka pemerintah melalui Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) melakukan berbagai upaya dengan memaksimalkan peran koperasi dalam mengembangkan pasar tradisional.

"Pemerintah tahun ini akan memprogramkan pengembangkan kemampuan pelayanan koperasi bagi pasar tradisional melalui anggotanya, serta menyediakan pasar yang teratur dan bersih agar pasar tradisional tidak ditinggalkan konsumennya,"katanya.

Selain itu, juga akan meningkatkan kapasitas dan perilaku pedagang pasar sehingga berperilaku positif dalam melayani konsumennya.

Ia mengatakan, pada tahun ini pemerintah juga akan mengalokasikan anggaran untuk pengembangan koperasi di pasar tradisional tersebut dengan anggaran Rp94,5 milyar melalui dana APBN

"Anggaran tersebut diberikan kepada koperasi yang berada di tingkat Provinsi sekitar 31 unit, Kabupaten 83 unit, dan Kecamatan sekitar 95 unit,"katanya.

Menurut dia, dengan dikembankannya koperasi di pasar tradisional maka ekonomi kita tidak akan bersifat kapitalistik yang hanya akan menguntungkan pemodal besar, serta memberikan perlindungan dan dorongan kepada pengusaha lemah di pasar tradisional dalam mengembangkan usahanya. (T.KR-MFH/S016)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024