eFishery bersama KKP bersama mitra luncurkan budidaya tradisional plus
Maros (ANTARA) - Lembaga eFishery bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan serta jajarannya, termasuk para mitra mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Sulsel melalui Proyek Budidaya Tradisional Plus dan penanaman mangrove.
"Ini menindaklanjuti pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Sakti Wahyu Trenggono yang melansir produksi udang nasional pada 2023 mencapai 1,09 juta ton, sementara target produksi tersebut ditarget meningkat menjadi 2 juta ton tahun ini," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel M Ilyas di Kabupaten Maros, Rabu.
Dia mengatakan, untuk mencapai target itu pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) siap membangun tambak udang modern di 12 lokasi di Indonesia sepanjang tahun 2024, salah satunya di Sulsel.
Berkaitan dengan hal tersebut, KKP siap bersinergi dengan pihak-pihak lain untuk menyukseskan program tersebut.
Berangkat dari hal itu, VP Public Affairs eFishery, Muhammad Chairil mengimbuhkan, eFishery selaku perusahaan teknologi akuakultur asal Indonesia, menyambut baik program modernisasi tambak udang dari KKP.
Jadi hari ini, lanjut dia, eFishery meresmikan proyek budidaya tradisional plus di Instalasi Tambak Percobaan Maros, Sulsel bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulsel, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan 3 Maros (BRPBAP), serta United Nation Industrial Development Organization (UNIDO) melalui program Global Quality and Standards Programme (GQSP).
Sementara itu, Boedi Julianto mewakili GQSP UNIDO Indonesia mengatakan , GQSP dirancang untuk memberikan kontribusi dalam memperbaiki akses pasar dalam dan luar negeri bagi rantai nilai (value chain) perikanan budidaya yang terpilih melalui peningkatan kapasitas para pelaku usaha dan pemangku kepentingan lainnya.
"Secara khusus program ini berupaya untuk memperkuat prasarana mutu rantai nilai perikanan budidaya (quality infrastructures)," jelasnya.
Termasuk memperkuat kapasitas pelaku usaha UMKM pembudidaya, pedagang dan pengolah agar mampu memenuhi persyaratan mutu dan standar yang ada (SMEs compliance), serta meningkatkan kesadaran pemangku kepentingan terhadap mutu (quality awareness).
Sementara peresmian proyek budidaya tradisional ini dilakukan dengan penebaran 200.000 benih udang vaname di 5 kolam seluas 20 hektar oleh DKP Sulsel.
"Kami berharap dapat terus bekerja sama dalam mencapai ekosistem ekonomi biru,” ujar Muhammad Chairil.
"Ini menindaklanjuti pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Sakti Wahyu Trenggono yang melansir produksi udang nasional pada 2023 mencapai 1,09 juta ton, sementara target produksi tersebut ditarget meningkat menjadi 2 juta ton tahun ini," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel M Ilyas di Kabupaten Maros, Rabu.
Dia mengatakan, untuk mencapai target itu pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) siap membangun tambak udang modern di 12 lokasi di Indonesia sepanjang tahun 2024, salah satunya di Sulsel.
Berkaitan dengan hal tersebut, KKP siap bersinergi dengan pihak-pihak lain untuk menyukseskan program tersebut.
Berangkat dari hal itu, VP Public Affairs eFishery, Muhammad Chairil mengimbuhkan, eFishery selaku perusahaan teknologi akuakultur asal Indonesia, menyambut baik program modernisasi tambak udang dari KKP.
Jadi hari ini, lanjut dia, eFishery meresmikan proyek budidaya tradisional plus di Instalasi Tambak Percobaan Maros, Sulsel bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulsel, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan 3 Maros (BRPBAP), serta United Nation Industrial Development Organization (UNIDO) melalui program Global Quality and Standards Programme (GQSP).
Sementara itu, Boedi Julianto mewakili GQSP UNIDO Indonesia mengatakan , GQSP dirancang untuk memberikan kontribusi dalam memperbaiki akses pasar dalam dan luar negeri bagi rantai nilai (value chain) perikanan budidaya yang terpilih melalui peningkatan kapasitas para pelaku usaha dan pemangku kepentingan lainnya.
"Secara khusus program ini berupaya untuk memperkuat prasarana mutu rantai nilai perikanan budidaya (quality infrastructures)," jelasnya.
Termasuk memperkuat kapasitas pelaku usaha UMKM pembudidaya, pedagang dan pengolah agar mampu memenuhi persyaratan mutu dan standar yang ada (SMEs compliance), serta meningkatkan kesadaran pemangku kepentingan terhadap mutu (quality awareness).
Sementara peresmian proyek budidaya tradisional ini dilakukan dengan penebaran 200.000 benih udang vaname di 5 kolam seluas 20 hektar oleh DKP Sulsel.
"Kami berharap dapat terus bekerja sama dalam mencapai ekosistem ekonomi biru,” ujar Muhammad Chairil.