Makassar, Sulsel (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulsel melaksanakan gerakan pangan murah (GPM), yang pertama pada 2025, sebagai upaya stabilisasi pasokan dan harga agar inflasi tetap terkendali.
"Tujuannya untuk stabilisasi pasokan dan harga. Kita ingin supaya masyarakat mendapatkan harga yang baik. Produsen juga mendapat harga yang baik," kata Pj Gubernur Sulsel Fadjry Djufry saat peluncuran GPM serentak di 24 kabupaten/kota se-Sulsel, yang dipusatkan di halaman Kantor Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulsel, Makassar, Sulsel, Selasa.
Ia mengharapkan melalui kegiatan tersebut, mampu melindungi produsen sekaligus menjaga keterjangkauan konsumen terhadap harga pangan.
"Ini saling menguntungkan, supaya petani kita juga semakin bersemangat menanam karena dapat harga yang layak. Konsumen juga begitu. Saya berharap Sulsel dapat menjadi percontohan bagi daerah lain di Indonesia dalam penanganan inflasi," ujarnya.
Lebih jauh, Fadjry menyoroti kondisi pertanian di Sulsel dengan tipe curah hujan yang ada, bisa menanam sepanjang tahun.
Oleh karena itu, ia optimistis Sulsel dengan sinergi dan kolaborasi dapat menjadi contoh untuk semua komoditas dan bukan hanya padi.
Adapun daerah yang mengalami puso akibat bencana hidrometeorologi, lanjutnya, pemerintah pusat dan daerah bersama-sama segera memperbaiki infrastruktur terutama pengairan.
"Demikian juga bantuan kepada petani berupa pupuk dengan penyaluran langsung ke petani. Hal ini dengan harapan mencapai swasembada pangan," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Pokja Stabilisasi Pasokan Pangan sekaligus perwakilan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Yudhi Harsatriadi Sandyatma mengapresiasi kegiatan GPM itu.
"Bagus sekali, ini merupakan provinsi pertama yang melakukan GPM di seluruh Indonesia. Petani sejahtera, pedagang untung, dan konsumen tersenyum," tambahnya.
Pelaksanaan GPM di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Sulsel melibatkan 22 pemasok. Untuk Januari hingga Februari akan dilaksanakan GPM sebanyak 53 kali. Sementara, sepanjang 2024 telah dilaksanakan GPM sebanyak 622 kali.