Makassar (ANTARA) - Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulawesi Selatan Muhammad Al Amin meminta Pemprov Sulsel mengefektifkan tim pengendali kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Hal itu dikemukukan Amin di Makassar, Senin, menyusul terjadinya kebakaran hutan di sebagian daerah di Provinsi Sulsel.
Dai mengatakan Gubernur Sulawesi Selatan hendaknya mengefektifkan tim terpadu yang sudah dibentuk untuk pencegahan ataupun memadamkan kebakaran hutan.
"Data yang kami peroleh saat ini, kebakaran hutan di Sulawesi Selatan telah terjadi di beberapa kabupaten, seperti Kabupaten Maros, Gowa dan Luwu," kata dia.
Bahkan, menurut dia, kebakaran hutan berpotensi terjadi di seluruh daerah yang memiliki potensi hutan. Selain karena saat ini musim kemarau, kebakaran juga karena disinyalir ada pihak-pihak yang sengaja membakar hutan.
"Oleh karena itu pemerintah harus segera mengoptimalkan tim terpadunya untuk melakukan pencegahan kebakaran hutan agar kebakaran hutan tidak menjalar ke daerah lain," kata Amin.
Dia menambahkan walaupun kebakaran hutan di Sulawesi Selatan tidak seluas di Pulau Kalimantan dan Sumatera, kebakaran hutan di Sulsel tentu berpengaruh terhadap luas tutupan hutan di daerah tersebut.
"Tutupan lahan hutan di Sulawesi Selatan ini sangat kecil, jadi dengan adanya kebakaran hutan, tentu semakin mempersempit lahan hutan kita, dan itu berisiko terhadap kehidupan masyarakat Sulsel," ujar dia.
Selain kondisi hutan yang perlu disikapi, lanjut dia, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang yang mengalami kebakaran dan asapnya membahayakan kesehatan manusia yang menghirupnya, juga harus mendapat perhatian karena mengandung zat kimia yang akan merusak paru-paru.
Hal itu dikemukukan Amin di Makassar, Senin, menyusul terjadinya kebakaran hutan di sebagian daerah di Provinsi Sulsel.
Dai mengatakan Gubernur Sulawesi Selatan hendaknya mengefektifkan tim terpadu yang sudah dibentuk untuk pencegahan ataupun memadamkan kebakaran hutan.
"Data yang kami peroleh saat ini, kebakaran hutan di Sulawesi Selatan telah terjadi di beberapa kabupaten, seperti Kabupaten Maros, Gowa dan Luwu," kata dia.
Bahkan, menurut dia, kebakaran hutan berpotensi terjadi di seluruh daerah yang memiliki potensi hutan. Selain karena saat ini musim kemarau, kebakaran juga karena disinyalir ada pihak-pihak yang sengaja membakar hutan.
"Oleh karena itu pemerintah harus segera mengoptimalkan tim terpadunya untuk melakukan pencegahan kebakaran hutan agar kebakaran hutan tidak menjalar ke daerah lain," kata Amin.
Dia menambahkan walaupun kebakaran hutan di Sulawesi Selatan tidak seluas di Pulau Kalimantan dan Sumatera, kebakaran hutan di Sulsel tentu berpengaruh terhadap luas tutupan hutan di daerah tersebut.
"Tutupan lahan hutan di Sulawesi Selatan ini sangat kecil, jadi dengan adanya kebakaran hutan, tentu semakin mempersempit lahan hutan kita, dan itu berisiko terhadap kehidupan masyarakat Sulsel," ujar dia.
Selain kondisi hutan yang perlu disikapi, lanjut dia, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang yang mengalami kebakaran dan asapnya membahayakan kesehatan manusia yang menghirupnya, juga harus mendapat perhatian karena mengandung zat kimia yang akan merusak paru-paru.