Balikpapan, (ANTARA) - PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) berhasil menghemat biaya pengerjaan sumur-sumur produksi dengan tidak lagi menggunakan rig atau anjungan kerja untuk sejumlah pekerjaan tertentu.

“Sebagai gantinya, kami menggunakan Hydraulic Workover Unit (HWU),” terang General Manager PHM John Anis, Selasa.

HWU digunakan untuk memasang filter atau saringan atas pasir yang turut ke luar dari dalam sumur bersama dengan minyak atau gas atau kondensat.

Menurut John Anis, pada uji coba di sumur produksi TN-AA371 di Lapangan Tunu yang dipasang saringan pasir Multi Zone Single Trip - Gravel Pack (MZST–GP), dengan menggunakan HWU tersebut, PHM menghemat biaya hingga 37 persen, atau senilai USD340.000 lebih murah bila menggunakan rig konvensional.

“Baru kali ini memasang MZST-GP tanpa rig,” kata Anis.

a berharap, bersama-sama dengan berbagai inovasi lainnya, metode tanpa rig ini bisa menjadi bagian dari upaya menurunkan biaya sumur hingga 40 persen untuk area rawa-rawa (swamp) di Delta Mahakam dan 50 persen untuk area lepas pantai (offshore) di tahun 2020 mendatang.

Teknologi MZST-GP sendiri telah diaplikasikan pada 170 sumur di Lapangan Tunu atau lebih kurang 10 persen dari jumlah sumur di lapangan gas tersebut. Pemasangan saringan pasir di lapangan itu selalu menggunakan rig.

Anis menuturkan, diskusi untuk menguji coba metode pengerjaan sumur dengan HWU ini telah dimulai sejak November 2018, dilanjutkan dengan berbagai persiapan intensif pada awal 2019, dan kegiatan pengerjaan sumur dilaksanakan pada Juni 2019 lalu.

“Keberhasilan ini merupakan sebuah tonggak sejarah, mengingat sistem MZST-GP ini tergolong teknologi komplesi yang sangat kompleks dan instalasinya melibatkan banyak pihak. Dan yang terpenting, kami menemukan metode untuk mengurangi pemakaian rig sehingga signifikan memangkas biaya sumur,” tambah John Anis.

PHM melibatkan sejumlah pihak untuk uji coba ini. Diantaranya adalah PT Pelayaran Roylea Marine Line sebagai pemilik barge Sea Haven, PT Elnusa Tbk sebagai pemilik anjungan HWU, PT Dowell Anadril Schlumberger sebagai pemilik barge Naga Biru yang mendukung kegiatan pemompaan dll, yang semuanya terlibat dalam suatu operasi simultan.

Jam kerja yang dihabiskan mencapai 15.600 man hours, selama 20 hari kerja, dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) mencapai 100 persen.

HWU dipilih sebagai alternatif pemasangan sistem MZST–GP tanpa menggunakan rig karena HWU merupakan sebuah unit yang mandiri, portable, dan dapat dipasang pada sebagian besar kepala sumur. Beberapa perlengkapan yang selama ini ada di rig disesuaikan untuk dipasang di HWU. Karena unit HWU ukurannya kecil (small footprint), ia cocok dioperasikan di lokasi yang sempit di area rawa-rawa.

Berkat keberhasilan uji coba ini, PHM meneruskan studi untuk memperluas variasi kegiatan operasi pengerjaan sumur tanpa rig (rigless), di antaranya: Rigless Workover (sedang dilaksanakan. di lapangan Tunu, Tambora dan Handil, mau pun offshore) dan Offline Well Sidetrack Preparation (akan dilaksanakan dalam waktu dekat), Rigless Completion, dan Rigless Drilling.

Pemasangan saringan pasir di satu sumur di Lapangan Tunu di Wilayah Kerja Mahakam oleh PHM. (dok PHM)
 

Pewarta : Novi Abdi
Editor : Amirullah
Copyright © ANTARA 2024