Malili (ANTARA) - Bupati Luwu Timur HM Thorig Husler mengajak umat Hindu di Kabupaten Luwu Timur untuk berperan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
"Jangan jadikan perbedaan sebagai alasan kita untuk terpecah, tetapi sebaliknya jadikan perbedaan sebagai kekuatan," kata Husler saat menghadiri ritual Pitra Yadnya atau Ngaben massal terhadap 109 jenasah umat Hindu di Lapangan Desa Balirejo, Kecamatan Angkona, Luwu Timur, Rabu (26/9).
Bupati juga mengapresiasi atas semangat masyarakat dalam melaksanakan ngaben secara massal, karena akan meringankan biaya bila dilakukan secara gotong-royong.
Ketua Panitia Ngaben massal Desa Balirejo I Wayan Partana mengatakan ngaben massal merupakan sarana proses kremasi jenazah yang dilakukan oleh warga untuk anggota keluarga yang sudah meninggal.
Prosesi Ngaben massal ini juga dilakukan untuk saling meringankan beban masyarakat yang kurang mampu. Jika dilakukan secara individu, maka membutuhkan dana yang cukup besar hingga mencapai ratusan juta rupiah.
"Ngaben massal itu disamping meringankan beban pekerjaan, juga bertujuan meningkatkan rasa gotong royong serta merekatkan rasa kekeluargaan," jelasnya.
Wayan menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Luwu Timur yang merangkul semua kalangan, termasuk umat sedharma (Hindu).
"Semoga ini menjadi kekuatan kita untuk mewujudkan Luwu Timur yang lebih baik," tandasnya.
Acara tersebut dihadiri antara lain Ketua PHDI Provinsi Sulsel I Nyoman Sumaryadi, Anggota DPRD Luwu Timur I Made Sariana dan Ketut Suantara, Camat Angkona I Ketut Iriawan Budiarta, Pembimas Hindu Provinsi Sulawesi Selatan, Ketua PHDI Kabupaten Luwu Timur, Kepala Desa Balirejo dan Kepala Desa Wanasari.
"Jangan jadikan perbedaan sebagai alasan kita untuk terpecah, tetapi sebaliknya jadikan perbedaan sebagai kekuatan," kata Husler saat menghadiri ritual Pitra Yadnya atau Ngaben massal terhadap 109 jenasah umat Hindu di Lapangan Desa Balirejo, Kecamatan Angkona, Luwu Timur, Rabu (26/9).
Bupati juga mengapresiasi atas semangat masyarakat dalam melaksanakan ngaben secara massal, karena akan meringankan biaya bila dilakukan secara gotong-royong.
Ketua Panitia Ngaben massal Desa Balirejo I Wayan Partana mengatakan ngaben massal merupakan sarana proses kremasi jenazah yang dilakukan oleh warga untuk anggota keluarga yang sudah meninggal.
Prosesi Ngaben massal ini juga dilakukan untuk saling meringankan beban masyarakat yang kurang mampu. Jika dilakukan secara individu, maka membutuhkan dana yang cukup besar hingga mencapai ratusan juta rupiah.
"Ngaben massal itu disamping meringankan beban pekerjaan, juga bertujuan meningkatkan rasa gotong royong serta merekatkan rasa kekeluargaan," jelasnya.
Wayan menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Luwu Timur yang merangkul semua kalangan, termasuk umat sedharma (Hindu).
"Semoga ini menjadi kekuatan kita untuk mewujudkan Luwu Timur yang lebih baik," tandasnya.
Acara tersebut dihadiri antara lain Ketua PHDI Provinsi Sulsel I Nyoman Sumaryadi, Anggota DPRD Luwu Timur I Made Sariana dan Ketut Suantara, Camat Angkona I Ketut Iriawan Budiarta, Pembimas Hindu Provinsi Sulawesi Selatan, Ketua PHDI Kabupaten Luwu Timur, Kepala Desa Balirejo dan Kepala Desa Wanasari.