Mamuju (ANTARA) - Organisasi Mandar Writers and Culture Forum (MWCF) 2019 akan meluncurkan Program Gerakan Majene Membaca dan Kampung Literasi untuk mendorong Kabupaten Majene, Sulawesi Barat sebagai Kota Pendidikan.
"MWCF sangat mengapresiasi seluruh pihak yang telah bersedia memberikan dan berbaur dalam kegiatan tersebut dan untuk mewujudkan Majene Membaca dan Kampung Literasi maka harus dilakukan kolektif," kata Penanggung Jawab MWCF, Munir, di Mamuju, Rabu.
Ia mengatakan Program Majene Membaca dan Kampung Literasi harus menjadi momentum untuk gerakan pendidikan di Mejene.
Peluncuran program itu akan dilaksanakan di Pendopo Rumah Jabatan Bupati Majene, sedangkan Kampung Literasi akan dipusatkan di Luaor, Desa Bonde, Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene. Kegiatan tersebut dalam rangkaian peringatan Hari Sumpah Pemuda 2019 di daerah tersebut.
Dia menjelaskan MWCF 2019 yang digagas secara swadaya itu, sebagai ladang amal bagi semua elemen masyarakat, baik pemuda, mahasiswa, pemerintah kabupaten, maupun pemerintah provinsi.
MWCF, kata dia, lahir dari suatu keresahan panjang pegiatnya dalam melihat kondisi pendidikan, budaya, dan literasi masyarakat yang kian tergerus oleh perkembangan dan tantangan zaman.
Munir berharap, dengan adanya MWCF lahir suatu gagasan untuk mencetak penulis-penulis andal yang nantinya menjadi penyokong pelestarian budaya daerah di Sulbar.
"MWCF sangat mengapresiasi seluruh pihak yang telah bersedia memberikan dan berbaur dalam kegiatan tersebut dan untuk mewujudkan Majene Membaca dan Kampung Literasi maka harus dilakukan kolektif," kata Penanggung Jawab MWCF, Munir, di Mamuju, Rabu.
Ia mengatakan Program Majene Membaca dan Kampung Literasi harus menjadi momentum untuk gerakan pendidikan di Mejene.
Peluncuran program itu akan dilaksanakan di Pendopo Rumah Jabatan Bupati Majene, sedangkan Kampung Literasi akan dipusatkan di Luaor, Desa Bonde, Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene. Kegiatan tersebut dalam rangkaian peringatan Hari Sumpah Pemuda 2019 di daerah tersebut.
Dia menjelaskan MWCF 2019 yang digagas secara swadaya itu, sebagai ladang amal bagi semua elemen masyarakat, baik pemuda, mahasiswa, pemerintah kabupaten, maupun pemerintah provinsi.
MWCF, kata dia, lahir dari suatu keresahan panjang pegiatnya dalam melihat kondisi pendidikan, budaya, dan literasi masyarakat yang kian tergerus oleh perkembangan dan tantangan zaman.
Munir berharap, dengan adanya MWCF lahir suatu gagasan untuk mencetak penulis-penulis andal yang nantinya menjadi penyokong pelestarian budaya daerah di Sulbar.