Makassar (ANTARA News) - Sulawesi Selatan telah memperoleh sebanyak 13 unit rumah kompos untuk diberikan ke sejumlah daerah sentra penghasil beras di Sulsel.

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sulsel, Hermanto di Makassar, Senin, mengungkapkan, belasan rumah kompas itu rencananya langsung disalurkan ke kabupaten penghasil beras Sulsel seperti Maros, Barru, Pangkep, Bantaeng, dan Soppeng, Sidrap dan Pinrang.

Pemberian bantuan dana pembangunan rumah kompos ini, lanjutnya sebagai bentuk sosialisasi kepada petani tentang penggunaan pupuk organik, terkait masih tingginya ketergantungan petani terhadap penggunaan pupuk kimia.

"Bahan baku pembuatan pupuk organik seperti jerami masih cukup besar disini. Biasanya dalam satu hektare lahan padi mampu menghasilkan jerami hingga enam ton,"  ungkapnya.

Dia mengharapkan, bantuan dari pemerintah pusat ini akan mampu mengurangi ketergantungan petani terhadap penggunaan pupuk an-organik atau di kenal dengan pupuk kimia yang diakui masih cukup besar dimanfaatkan petani di daerah ini.

Hingga 2009 lalu, jumlah rumah kompos yang telah dibangun di Sulsel mencapai 79 unit, menurut dia jumlah ini diakui masih terbatas, sebab luas areal tanaman padi di Sulsel saat ini mencapai 800 ribu hektare lebih.

Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sulsel mengaku masih mengkaji berapa besar kebutuhan rumah kompos di daerah ini dan hasil kajian itu akan dijadikan acuan untuk meminta tambahan pembangunan rumah kompos ke pemerintah pusat.

Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sulsel, Lutfie Halide dalam kesempatan itu mengaku, bantuan rumah kompos dari pemerintah pusat dan Pemprov Sulsel ini diberikan dalam bentuk Alat Pencacah Pupuk Organik (APPO)).

"Salah satu manfaat yang diperoleh dari keberadaan rumah kompos ini yakni meningkatkan kandungan organik tanah, karena masih rendahnya kandungan organik tanah di sejumlah lahan pertanian di Sulsel akibat penggunaan pupuk kimia yang berlebihan," keluhnya.

Kandungan organik tanah pertanian di Sulsel dilaporkan hanya tersisa dua persen, kondisi ini dikhawatirkan berdampak terhadap berkurangnya tingkat kesuburuan tanaman khususnya di daerah-daerah sentra penghasil beras di Sulsel.

Penggunaan rumah kompos dikatakannya dapat mengurangi biaya produksi yang di keluarkan petani di saat musim tanam tiba, apalagi Kementerian Pertanian telah memutuskan akan menaikkan harga pupuk kimia bersubsidi sebesar 50 persen. (T.KR-HK/S016)

   

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024