Malili (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Luwu Timur (Pemkab Lutim) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar sosialisasi  daerah rawan bencana.  

"Sosialisasi daerah rawan bencana ini sangat penting agar masyarakat memahami dengan baik potensi bencana yang ada di wilayahnya. Patut dipahami penanganan bencana merupakan tangguh jawab bersama antara pemerintah dan stakeholder sehingga perlu diberikan pemahaman tentang kesiapsiagaan bencana," kata Kepala Pelaksana BPBD Lutim Muhammad Zabur saat membuka sosialisasi tersebut di Aula Kecamatan Angkona, Luwu Timur, Rabu (13/11).   

Menurut Zabur yang mewakili Bupati Lutim mengatakan secara nasional Luwu Timur masuk zona merah daerah rawan bencana. Khusus di Wilayah Angkona, potensi bencana longsor yang mendominasi.

"Ada 16 rumah yang dibangun untuk warga terdampak bencana longsor di Maliwowo Angkona dan empat rumah di Desa Ussu akibat longsor beberapa waktu lalu. Dalam waktu dekat rumahnya rampung dan akan diserahkan kepada masyarakat," kata Zabur.

Menurut dia, selain rawan bencana  wilayah Luwu Timur juga merupakan daerah pertumbuhan ekonomi yang cukup baik. Oleh karena itu sosialisasi daerah rawan bencana ini penting dilakukan agar pembangunan infrastruktur juga tetap memperhatikan aspek kebencanaan.
 
Zabur menambahkan, potensi curah hujan kedepan akan tinggi, wilayah Ussu akan sangat rawan karena terjadi perubahan bentuk aliran sungai akibat aktivitas masyarakat, karena itu harus  diantisipasi lebih awal karena perubahan bentuk aliran sungai yang dibuat lurus dan tidak berkelok-kelok sesuai bentuk alamiahnya. Apalagi bentukan sungai baru ini lebih kecil dari aliran sungai sebelumnya.

"Jika hal ini tidak segera dibenahi tentu akan menimbulkan kerawanan jika curah hujan tinggi dan akan berpotensi mengakibatkan bencana banjir," ujarnya.

Pewarta : Julius
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024