Lombok Tengah (ANTARA) - Politeknik Pariwisata Lombok, Nusa Tenggara Barat, akan membuka Program Studi MICE dan Prodi Manajemen Destinasi Pariwisata dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan mutu pendidikan di bidang pariwisata di provinsi itu.

Direktur Poltekpar Lombok Hamsu Hanafi mengatakan saat ini Poltekpar Lombok menyediakan empat program studi, yakni Prodi D4 Usaha Perjalanan Wisata, Prodi D3 Seni Kuliner, Prodi D3 Tata Hidang, dan Prodi D3 Divisi Kamar.

"Rencana pembukaan Program Studi MICE dan Prodi Manajemen Destinasi Pariwisata, menyusul terus meningkatnya animo masyarakat yang mendaftar ke Poltekpar Lombok," kata Hamsu Hanafi di acara Forum Kehumasan Poltekpar Lombok di Praya, Senin.

Ia menjelaskan, untuk menambah prodi lainnya, seperti Prodi MICE dan Manajemen Destinasi Pariwisata, Poltekpar masih harus memenuhi beberapa persyaratan dari Dirjen Pendidikan Tinggi, salah satunya mensyaratkan minimal enam orang dosen di satu prodi harus S2 kepariwisataan. Karena itu saat ini pihaknya mengirim sejumlah tenaga pengajar untuk kuliah S2 bidang vokasi.

"SDM tenaga pengajar Poltekpar terus dikembangkan dengan cara kirim belajar, orientasi ke luar negeri, bahkan sejumlah negara, seperti Australia dan Singapura. Sehingga bisa kita bilang, dua tahun ke depan Poltekpar Lombok makin mantap di saat mereka sudah kembali," katanya.

Ia memperkirakan, prodi baru akan bisa dimulai paling cepat 2021. Hal ini seiring animo masyarakat untuk melanjutkan pendidikan di Poltekpar Lombok meningkat signifikan dalam dua tahun terakhir.

Sejak Poltekpar berdiri pada 2016, yang merupakan Sekolah Tinggi Pariwisata di bawah Kementerian Pariwisata telah menerima sektar 118 orang mahasiswa dari 190 orang yang mendaftar.

Sementara di tahun kedua, Poltekpar Lombok menerima 370 mahasiswa dari 500 orang pendaftar.

Jumlah tersebut meningkat signifikan di tahun 2018, dimana jumlah pendaftar mencapai 1.200 orang, dan Poltekpar menerima sekitar 343 mahasiswa.

"Tahun 2019, jumlah pendaftar juga cukup banyak sekitar 1.200 lebih, dan kami terima 310 orang mahasiswa," katanya.

Hamsu memaparkan, dari jumlah pendaftar setiap tahun, bisa dilihat animo masyarakat cukup tinggi.

Bahkan jumlah pendaftar di Poltekpar Lombok, bisa melampaui jumlah pendaftar di Poltekpar Medan yang lebih dulu berdiri.

"Saat ini dari jumlah mahasiswa Poltekpar 1.144 orang, tersisa 1.119 karena ada yang gugur dalam perjalanan. Insya Allah para mahasiswa ini akan menjadi profesional di bidang kepariwisataan nantinya," ucapnya.

Lebih lanjut, kata Hamdi, Poltekpar Lombok, tidak menutup pintu bagi mahasiswa yang mau belajar pariwisata di Poltekpar Lombok. Karena selain memiliki gedung yang megah juga memiliki laboratorium destinasi pariwisata yang cukup menarik untuk dikunjungi, yakni pantai, pegunungan, dan budaya yang sangat banyak.

"Makin banyak orang berkunjung dan belajar di Lombok, maka Lombok akan semakin terkenal di luar, baik oleh wisatawan domestik maupun wisatawan internasional," katanya.

Poltekpar Lombok merupakan salah satu dari enam Sekolah Tinggi Pariwisata di bawah Kementerian Pariwisata RI. Lima lainnya, antara lain Poltekpar Bandung, STP Nusa Dua Bali yang kini menjadi Poltekpar Bali, Poltekpar Medan, Poltekpar Makassar, dan Poltekpar Palembang.

Sekretaris Daerah (Sekda) Lombok Tengah H Muhammad Nursiah mengapresiasi kiprah Poltekpar Lombok dalam beberapa tahun terakhir.

"Lokasinya memang di Lombok Tengah menjadi kebanggaan kami. Tetapi kiprah dan kinerja Poltekpar ini untuk NTB, memajukan SDM di sektor pariwisata Lombok dan NTB secara umum," katanya.

Pewarta : Nur Imansyah
Editor : Suriani Mappong
Copyright © ANTARA 2024