Mamuju (ANTARA) - Provinsi Sulawesi Barat berdasarkan data dari Litbang dan Diklat Kementerian Agama, menempati posisi ke-15 dari 16 provinsi yang memiliki skor indeks Kerukunan Umat Bergama (KUB) 2019 di atas rata-rata nasional dengan nilai 74,1 persen.

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Sulawesi Barat Enny Anggraeni Anwar, pada dialog kebangsaan antar-umat beragama, di Maleo Town Square Mamuju, Kamis.

Kegiatan yang diselenggarakan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulbar itu mengusung tema 'Merawat Indonesia, Merangkai Mozaik Nusantara'.

"Terima kasih kepada FKUB, tentu mempertahankan ini lebih berat daripada mencapainya. Semoga kita dapat mempertahankannnya, kalau bisa lebih jauh di atas rata-rata nasional," kata Enny Anggraeni Anwar.

Selain capaian itu, Sulbar juga kata Enny Anggraeni Anwar, meraih penghargaan Harmony Award 2019 dari Kemenag RI.

Hal itu, menurut Wagub Sulbar, merupakan bukti simbolik dari pemerintah pusat yang telah memberikan penilaian secara objektif terhadap kondisi sosial keagamaan di Sulbar.

Capaian tarsebut lanjutnya, merupakan dampak positif dari kontribusi yang telah diberikan FKUB Sulbar selama ini.

"Dengan hadirnya FKUB di daerah ini, terbukti telah memberikan kontribusi positif terhadap upaya merawat kerukunan di Sulbar," ujar Enny Anggraeni Anwar.

Ia menyebutkan, banyaknya perbedaan baik suku, ras, etnik maupun agama di Sulbar, tentu memiliki sisi positif sekaligus negatif.

Dari sisi positif kata dia, kemajemukan itu berpotensi menjadi wadah perekat atau disebut mozaik nusantara.

"Kita tidak boleh lengah dengan kemajemukan itu, sebab tidak menutup kemungkinan bakal menjadi alat pemicu perpecahan dan konflik sosial," tutur Enny Anggraeni Anwar.

Wagub Sulbar meminta, agar seluruh komponen majelis agama kiranya terus menggaungkan pencerahan di tengah-tengah umat, sekaligus senantiasa memberikan pesan kesejukan dan kedamaian, demi kemajuan Sulbar yang Malaqbi.

"Kita ingin agar Sulbar ini dijauhkan dari berbagai ancaman disintegrasi bangsa, baik berupa radikalisme, teroris, narkoba serta bentuk-bentuk kriminalitas lainnya," kata Enny Anggraeni Anwar.

Melalui forum itu, dia menegaskan bahwa pemerintah tidak akan membiarkan para pemimpin majelis agama-agama berjalan sendiri, namun pemerintah akan terus hadir memberi dukungan, sebab itu merupakan bagian tidak terpisahkan dari cita-cita besar bersama, bahwa Sulbar mesti tetap berdiri tegak dalam keragaman dan persamaan.

Sementara, Ketua FKUB Sulbar Sahabuddin Kasim mengatakan, kegiatan itu dilaksanakan untuk lebih mempererat hubungan antarumat beragama di daerah itu.

'Kita dari tokoh-tokoh agama berkewajiban membangun kerukunan bergama dalam rangka mencapai kehidupan masyarakat yang damai," kata Sahabuddin.

Ia mengatakan, untuk mencapai kedamaian hidup yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah menciptakan kedamaian pada intern umat beragama itu sendiri.

Ia menambahkan, salah satu kekuatan luar biasa di Indonesia ada pada tokoh-tokoh agama, dimana telah bersepakat untuk bergandengan tangan menjalankan visi dan misi yang sama membangun kerukunan hidup umat beragama.

Di sela-sela kegiatan, Wakil Gubernur yang juga selaku Ketua Dewan Penasehat FKUB Sulbar, menerima hasil rekomendasi pengurus FKUB dari Ketua FKUB Sulbar.

Pewarta : Amirullah
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024