Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 2020, akan membangun infrastruktur jalan menuju enam objek wisata guna percepatan pengembangan potensi wisata setempat.
Bupati Kulon Progo Sutedjo di Kulon Progo, Selasa, mengatakan pada 2020, pemkab telah menganggarkan pembangunan infrastruktur jalan menuju destinasi wisata Pantai Glagah, Nglinggo, Puncak Suroloyo, Sendangsono, Kalibiru, Pule Payung, dan Air Terjun Sidoharjo.
"Kami menyadari potensi wisata di Kulon Progo sangat besar, dan beberapa tahun terakhir banyak berkembang objek wisata yang dikelola masyarakat. Kami berusaha membangun infrastruktur jalan pendukung objek wisata tersebut sesuai kemampuan keuangan kabupaten," katanya.
Ia mengatakan pemkab sejak 2017 telah berupaya melakukan pembebasan dan pembuatan jalan menuju objek wisata.
Pemkab Kulon Progo telah menyusun rencana detail teknis (DED) dan pengadaan tanah Prangkoan-Ngori sepanjang 2,65 kilometer pada 2017 dan 2018.
Selanjutnya, pembuatan badan jalan Prangkoan-Ngori sepanjang 2,650 kilometer pada 2018, DED jalan Nogosari-SD Tegalsari sepanjang 0,3 kilometer dan Tegalsari-Prangkoan sepanjang 2,1 kilometer pada 2018.
Kemudian, pembebasan tanah wakaf dan Masjid Purwosari pada 2019 dan perencanaan pengadaan tanah Bedah Menoreh 24 kilometer pada 2020.
Selain itu, pembangunan akses wisata setiap tahun dilakukan, contoh Nglinggo-Tritis, Pasar Bendo-Beku, Nglambur-Plono, dan Clereng-Segajih.
"Pembangunan jalan wisata memang tidak bisa dilakukan secara keseluruhan, melainkan secara bertahap sesuai kemampuan keuangan daerah. Meski demikian, kami berupaya membangun jalan pendukung objek wisata supaya banyak wisatawan berkunjung dan mampu menggerakkan ekonomi masyarakat," katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Kulon Progo Astungkara mengatakan ada empat program percepatan pengembangan objek wisata di Kawasan Bukit Menoreh, yakni pembangunan Kawasan Nglinggo Tritis, pengembangan pembangunan Kawasan Kopi Menoreh Sidoharjo bekerja sama dengan Bank Indonesia lewat CSR.
Selain itu, pengembangan pembangunan Kawasan Embung Tonegoro, dan bekerja sama dengan Badan Pelaksana Otorita Borobudur dalam berbagai program dan kegiatan.
"Saat ini dampak pembangunan dan pengembangan objek wisata di Kawasan Bukit Menoreh belum terlihat secara drastis, namun ke depan dengan beroperasinya Bandara Internasional Yogyakarta secara penuh, maka wisatawan akan berdatangan menikmati potensi yang ada di Bukit Menoreh," kata Astungkara.
Bupati Kulon Progo Sutedjo di Kulon Progo, Selasa, mengatakan pada 2020, pemkab telah menganggarkan pembangunan infrastruktur jalan menuju destinasi wisata Pantai Glagah, Nglinggo, Puncak Suroloyo, Sendangsono, Kalibiru, Pule Payung, dan Air Terjun Sidoharjo.
"Kami menyadari potensi wisata di Kulon Progo sangat besar, dan beberapa tahun terakhir banyak berkembang objek wisata yang dikelola masyarakat. Kami berusaha membangun infrastruktur jalan pendukung objek wisata tersebut sesuai kemampuan keuangan kabupaten," katanya.
Ia mengatakan pemkab sejak 2017 telah berupaya melakukan pembebasan dan pembuatan jalan menuju objek wisata.
Pemkab Kulon Progo telah menyusun rencana detail teknis (DED) dan pengadaan tanah Prangkoan-Ngori sepanjang 2,65 kilometer pada 2017 dan 2018.
Selanjutnya, pembuatan badan jalan Prangkoan-Ngori sepanjang 2,650 kilometer pada 2018, DED jalan Nogosari-SD Tegalsari sepanjang 0,3 kilometer dan Tegalsari-Prangkoan sepanjang 2,1 kilometer pada 2018.
Kemudian, pembebasan tanah wakaf dan Masjid Purwosari pada 2019 dan perencanaan pengadaan tanah Bedah Menoreh 24 kilometer pada 2020.
Selain itu, pembangunan akses wisata setiap tahun dilakukan, contoh Nglinggo-Tritis, Pasar Bendo-Beku, Nglambur-Plono, dan Clereng-Segajih.
"Pembangunan jalan wisata memang tidak bisa dilakukan secara keseluruhan, melainkan secara bertahap sesuai kemampuan keuangan daerah. Meski demikian, kami berupaya membangun jalan pendukung objek wisata supaya banyak wisatawan berkunjung dan mampu menggerakkan ekonomi masyarakat," katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Kulon Progo Astungkara mengatakan ada empat program percepatan pengembangan objek wisata di Kawasan Bukit Menoreh, yakni pembangunan Kawasan Nglinggo Tritis, pengembangan pembangunan Kawasan Kopi Menoreh Sidoharjo bekerja sama dengan Bank Indonesia lewat CSR.
Selain itu, pengembangan pembangunan Kawasan Embung Tonegoro, dan bekerja sama dengan Badan Pelaksana Otorita Borobudur dalam berbagai program dan kegiatan.
"Saat ini dampak pembangunan dan pengembangan objek wisata di Kawasan Bukit Menoreh belum terlihat secara drastis, namun ke depan dengan beroperasinya Bandara Internasional Yogyakarta secara penuh, maka wisatawan akan berdatangan menikmati potensi yang ada di Bukit Menoreh," kata Astungkara.