Makassar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) menyiapkan bronjong sementara sebagai antisipasi dan penanganan cepat terhadap abrasi yang tengah mengancam sejumlah wilayah di Kecamatan Galesong dan Galesong Utara, Kabupaten Takalar.

"Langkah darurat untuk penanganan abrasi ini, kita akan adakan bronjong dan pemerintah daerah kabupaten nanti yang mengisinya. Beberapa juga sudah kita eksekusi dengan menyerahkan langsung ke tokoh masyarakat," ungkap Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah saat meninjau abrasi di sejumlah titik di pesisir pantai Galesong Kabupaten Takalar, Selasa.

Bronjong atau Gabions merupakan kotak yang terbuat dari anyaman kawat baja berlapis seng yang pada penggunaannya diisi batu-batu untuk mencegah erosi, yang biasanya dipasang pada tebing-tebing dan tepi-tepi sungai maupun laut.

Nurdin menyampaikan bahwa pengerjaan bronjong untuk Kecamatan Galesong Utara telah masuk tender dan akan segera dilakukan tahun ini. Meski begitu, pengkajian masih tetap dilakukan Pemprov Sulsel, salah satunya jika arah pasirnya horizontal maka akan dibangun tanggul.

"Balai Pompengan sudah mulai mendesain, sudah ada juga yang ditender. Kemungkinan untuk wilayah lainnya sisa tender agar masyarakat tidak lagi merasakan hal ini. Kita memang sudah antipasi karena cuaca juga sangat ekstrem," jelasnya.

Data sementara dari pemerintah setempat, tercatat ada 19 rumah yang terancam hilang karena abrasi air laut dan sekitar 74 kilometer daerah tepi pantai berpotensi abrasi pada tahun ini.

Penanganan darurat yang dilakukan Gubernur Sulsel itu diapresiasi oleh Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulawesi Selatan.

"Langkah awal dengan menyediakan bronjong sudah sangat tepat. Kita mengapresiasi pemerintah yang telah mengunjungi lokasi terdampak abrasi, menyaksikan langsung dan berinteraksi dengan warga pesisir," ungkap Direktur Eksekutif Daerah Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Wilayah Sulawesi Selatan, Muhammad Al Amien.

Menurut dia, penyediaan bronjong relatif tepat untuk penanganan abrasi sebab hal itu merupakan penanganan langkah pertama yang harus disiapkan saat abrasi sudah terjadi.

Meski demikian, kata Amin masih ada yang harus difikirkan yakni jangka menengah dan panjang. "Kita mengharapkan ada pemecah ombak agar tidak sampai mengikis daratan pesisir," tambahnya.

Sebelumnya, Camat Galesong, Drs Safaruddin mengatakan bahwa ia telah menyampaikan pada rapat koordinasi agar dana penanganan abrasi juga dimasukkan pada pembahasan musrembang. Sehingga bisa mendapat perhatian dari pemerintah pusat, sebab dana bronjong diakui sangat besar.

"Sejak awal air laut mulai naik, saya sendiri telah laporkan bahwa terjadi abrasi yang mengikis 15 meter permukaan pesisir pantai dan berdampak kepada 10 rumah di Desa Mappakalompo," sebutnya.

Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024