Kupang (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Nusa Tenggara Timur mengharapkan agar pengawasan wilayah Pulau Pemana di Kabupaten Sikka diperketat aparat keamanan setempat karena merupakan pintu masuk penyaluran bahan baku peledak atau bom ikan.

"Wilayah Pulau Pemana perlu diperketat karena itu pusat masuknya penyaluran bahan peledak ikan dari luar NTT," kata Kepala Cabang Dinas DKP NTT Wilayah Kabupaten Lembata, Flores Timur, Sikka, Andi Amuntoda ketika dihubungi dari Kupang, Selasa.

Dia mengatakan, Pulau Pemana di wilayah utara Pulau Flores menjadi jalur strategis masuknya penyaluran bahan baku pembuatan bom ikan terutama pupuk matahari.

Dari Pemana, lanjut dia, bahan baku kemudian disalurkan ke sejumlah daerah lain seperti di Kabupaten Flores Timur di antaranya wilayah Sagu, Waiwuring, Lamakera.

"Jadi rantai pasokannya seperti itu, masuk Batam, Makassar, ke Pemana kemudian disalurkan ke wilayah Flores Timur, maupun ke Kabupaten Ende," ucapnya.

Andi mengatakan wilayah Kabupaten Sikka merupakan wilayah yang rawan terhadap aktivitas jual-beli bahan baku peledak atau bom ikan.

Dia mencontohkan seperti peristiwa tangkap tangan terhadap lima oknum nelayan yang membawa bahan baku peledak ikan di sekitar Pelabuhan Wuring, Kelurahan Wolomarang, Kabupaten Sikka, pada Senin (13/1) kemarin oleh Direktorat Perairan Polda NTT.

Bahan baku yang diamankan petugas dalam peristiwa tersebut, lanjutnya, juga diketahui diambil dari Pulau Pemana.

Untuk itu, pihaknya berharap agar pengawasan wilayah Pulau Pemana dan perairan di sekitarnya ke depan dapat diperketat agar pasokan bahan baku peledak dari luar dapat dicegah.

"Selain itu, tentu kami juga terus melakukan pengawasan di lapangan dengan dukungan kelompok pengawas masyarakat (Pokmaswas)," tuturnya.


Pewarta : Aloysius Lewokeda
Editor : Suriani Mappong
Copyright © ANTARA 2024