Gowa (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gowa terus memantau ketinggian air di Bendungan Bili-Bili yang saat ini sudah mencapai 95,59 meter di atas permukaan laut (MDPL) dan masih berstatus normal.

"Ketinggian muka air terus meningkat dan ketinggian air hampir memasuki batas normal yaitu +99.50 MDPL," ujar Kepala BPBD Kabupaten Gowa, Iksan Parawansa di Gowa, Sabtu.

Ia mengatakan pihaknya saat ini masih terus melakukan pemantauan terhadap kondisi elevasi waduk Bili Bili dan kondisinya masih di bawah normal.

Iksan menyebutkan posisi bendungan juga sudah punya alat tentang sistem peringatan dini (Early Warning System) yang nantinya akan bekerja ketika ketinggian muka air mencapai pada batas normal.

Dia menyatakan informasi baruk setiap jam juga terus dilaporkan ke BPBD Gowa yang selanjutnya diteruskan ke grup jejaring pesan WhatsApp kebencanaan.

"Inilah secara update dan real time mereka menyampaikan data ini kepada BPBD maupun teman-teman di grup kebencanaan terkait posisi ketinggian air Bendungan Bili-Bili. Dengan posisi sekarang bendungan mereka punya Early Warning Sistem untuk peringatan dininya," katanya.

Dia menjelaskan petugas bendungan Bili-Bili akan selalu menyampaikan kondisi Bendungan Bili-Bili jika ketinggian air sudah memasuki level waspada atau ke level selanjutnya.

"Mereka di Bendungan Bili-Bili punya protap, SOP. Jika kondisi air dalam level waspada kemudian masuk ke siaga mereka akan laporkan ke Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang kemudian mereka akan menelpon pimpinan, menelpon bupati, gubernur bahwa ini akan segera dibuka dan itu butuh respon yang cepat sekitar tiga jam," jelasnya.

Sementara berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Ikhsan Parawansa menyebutkan hujan masih akan turun hingga Maret mendatang. Namun, ia berharap cuaca tidak seekstrem tahun 2019 lalu.

"Kami berharap kondisi cuaca tidak seekstrem tahun kemarin, mudah-mudahan. Ini yang sangat kami khawatirkan yang ada di hulu sana seperti dataran tinggi karena ini sangat rawan sekali terjadinya longsor," katanya.

Pewarta : Muh. Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024