BBWS Pompengan Jeneberang optimalkan pemanfaatan Waduk Bili-Bili
Makassar (ANTARA) - Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang di Sulawesi Selatan berupaya mengoptimalkan pemanfaatan air Waduk Bili-Bili yang memiliki kapasitas 3.300 meter kubik per detik.
"Yang dimanfaatkan selama ini baru 1.800 meter kubik per detik, jadi masih ada peluang pemanfaatan 1400 meter kubik per detik," kata Support Perencanaan Operasi dan Pemeliharaan BBWS Pompengan Jeneberang, Nasaruddin pada workshop "Ancaman Krisis Air" yang digelar oleh USAID dan mitra di Makassar, Selasa.
Dia mengatakan selama ini Waduk Bili-Bili telah membantu pengadaan kebutuhan konsumsi air di wilayah Kabupaten Gowa dan Kota Makassar.
Menurut dia, untuk mengantisipasi debit air yang berkurang di wilayah operasional Waduk Bil-Bili saat musim kemarau, maka dibuat Dam Jene Lata. terrmasuk membuat sabodam raksasa untuk menghalangi sedimentasi di waduk.
Hal Itu dinilai penting karena sedimentasi di kawasan Waduk Bili-Bili sudah mencapai 100 juta meter kubik.
Akibat kondisi tersebut dari total tampungan debit air 375 juta meter kubik, turun menjadi 334,4 juta meter kubik berdasarkan data survei 2019.
Pada kesempatan yang sama Profesor Balaji dari Universitas Colorado mengatakan pemanfaatan Sungai Colorado oleh manajemen sumber daya air yang berbasis fakta telah mendorong konservasi air yang berkesinambungan.
Model tersebut menjadi contoh penerapan di sejumlah negara di Benua Amerika, termasuk dapat diadopsi di Indonesia dengan memperkuat data dalam pengelolaan sumber daya air.
Pentingnya data itu untuk mendukung sebuah perencanaan dan mengetahui prospek ke depan, termasuk kemampuan sumber daya air memenuhi kebutuhan konsumsi pada saat ini dan juga ke depan.
"Yang dimanfaatkan selama ini baru 1.800 meter kubik per detik, jadi masih ada peluang pemanfaatan 1400 meter kubik per detik," kata Support Perencanaan Operasi dan Pemeliharaan BBWS Pompengan Jeneberang, Nasaruddin pada workshop "Ancaman Krisis Air" yang digelar oleh USAID dan mitra di Makassar, Selasa.
Dia mengatakan selama ini Waduk Bili-Bili telah membantu pengadaan kebutuhan konsumsi air di wilayah Kabupaten Gowa dan Kota Makassar.
Menurut dia, untuk mengantisipasi debit air yang berkurang di wilayah operasional Waduk Bil-Bili saat musim kemarau, maka dibuat Dam Jene Lata. terrmasuk membuat sabodam raksasa untuk menghalangi sedimentasi di waduk.
Hal Itu dinilai penting karena sedimentasi di kawasan Waduk Bili-Bili sudah mencapai 100 juta meter kubik.
Akibat kondisi tersebut dari total tampungan debit air 375 juta meter kubik, turun menjadi 334,4 juta meter kubik berdasarkan data survei 2019.
Pada kesempatan yang sama Profesor Balaji dari Universitas Colorado mengatakan pemanfaatan Sungai Colorado oleh manajemen sumber daya air yang berbasis fakta telah mendorong konservasi air yang berkesinambungan.
Model tersebut menjadi contoh penerapan di sejumlah negara di Benua Amerika, termasuk dapat diadopsi di Indonesia dengan memperkuat data dalam pengelolaan sumber daya air.
Pentingnya data itu untuk mendukung sebuah perencanaan dan mengetahui prospek ke depan, termasuk kemampuan sumber daya air memenuhi kebutuhan konsumsi pada saat ini dan juga ke depan.