Timika (ANTARA) - Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw meyakini sebagian besar anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Kali Kopi pimpinan Joni Botak selama ini membaur dengan warga di Kota Timika.

"Anak-anak ini memang sebagian besar ada di kota. Tidak menduga bahwa mereka akan melewati wilayah Kuala Kencana untuk melakukan kekerasan. Mereka sangat paham dengan jalur-jalur tradisional yang biasanya dilalui oleh masyarakat," kata Irjen Waterpauw di Timika, Rabu.

Kapolda mengatakan melalui aksi penyerangan dan penembakan terhadap karyawan dan perkantoran PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kuala Kencana pada Senin (30/3) siang maka KKB Kali Kopi yang ditengarai mendalangi kasus itu sekadar ingin memberi pesan kepada berbagai pihak bahwa mereka ada.

"Indikasinya jelas, dia mau menunjukkan kepada semua orang bahwa mereka memiliki eksistensi. Tujuannya mereka hanya mau membesarkan kelompoknya saja untuk diakui. Jadi, untuk minta pengakuan. Itu yang kami sadari. Lebih dari itu tidak," kata Irjen Waterpauw yang pernah menjabat Kapolres Mimika pada periode 2003-2005.

Kapolda kembali menegaskan bahwa KKB yang kini bermunculan di berbagai wilayah di Papua sebenarnya merupakan kumpulan orang-orang muda freeman yang tidak memiliki pekerjaan tetap alias pengangguran dan memiliki senjata api hasil rampasan dari aparat, pencurian dan lain-lain.

"Dengan memiliki senjata api, mereka mau menunjukkan bahwa inilah kami. Kami punya kemampuan dan kekuatan. Keinginan mereka hanya sebatas itu tapi mengorbankan semua orang," jelasnya.

Hal-hal itu, kata Kapolda, menjadi bahwa pembahasan bersama Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab, Kabinda Brigjen TNI Abdul Haris Napoleon dan semua satuan tugas TNI dan Polri di Mimika agar ke depan lebih efektif menangani KKB yang sering melakukan teror penembakan di wilayah Papua, khususnya Mimika.

Sebelum terjadi teror penembakan di perkantoran PTFI Kuala Kencana pada Senin (30/3) siang, KKB sempat berada di perkampungan sekitar Kota Tembagapura dan melakukan sejumlah aksi kekerasan dan penembakan.

Sesuai monitoring anggota di lapangan, kelompok tersebut turun ke wilayah dataran rendah Mimika untuk melakukan serangkaian aksi teror penembakan dan kekerasan di sekitar Kota Timika.

Kapolda menilai kelompok tersebut memiliki cukup keberanian untuk melakukan serangan di pusat perkantoran PTFI di Kuala Kencana.

"Kalau melihat mereka sudah masuk sampai di sini (perkantoran PTFI Kuala Kencana) berarti nyali mereka kuat," ujar Irjen Waterpauw.

Hingga Rabu ini manajemen PTFI meliburkan sementara seluruh karyawan yang bekerja di perkantoran Kuala Kencana sejak Selasa (31/3) lantaran pihak kepolisian sementara melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) penembakan terhadap tiga karyawan PTFI pada Senin (30/3) siang.

Peristiwa nahas itu mengakibatkan seorang pekerja asal Selandia Baru bernama Grame Thomas Wall meninggal dunia.

Grame diketahui sudah 16 tahun bekerja di PTFI pada bagian konstruksi di kawasan dataran rendah.

Dua karyawan lainnya atas nama Jibril MA Bahar, karyawan PT Kuala Pelabuhan Indonesia terluka tembak pada paha kanan dan Yoshepine yang juga karyawan konstruksi PT Freeport Indonesia terkena serpihan peluru pada kakinya.

Kedua korban terluka itu kini menjalani perawatan medis di RS AEA Tembagapura.

Para korban tertembak usai mengikuti rapat di lantai dua perkantoran PTFI Kuala Kencana bersama jajaran pimpinan di kawasan dataran rendah untuk membahas penanganan wabah COVID-19.

Pewarta : Evarianus Supar
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024