Makassar (ANTARA) - Harga gula pasir di pasar tradisional di Makassar, Sulsel, masih dijual Rp17 ribu-Rp18 ribu per kilogram atau di atas harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp12.500 per kilogram.

Hal itu diakui sejumlah pedagang di Pasar Terong, Pasar Pannamu, dan Pasar Cidu, Makassar, Senin.

Menurut pedagang bahan pokok, Hj Zamzam di Pasar Terong, kenaikan harga gula pasir sudah mulai awal pandemi COVID-19 pada Maret 2020 dan harga itu masih bertahan pada posisi harga Rp17 ribu-Rp18 ribu per kg.

"Hal ini karena adanya pembatasan impor gula untuk menutupi kebutuhan konsumsi gula saat pandemi, sementara produksi lokal tidak mampu menutupi kebutuhan gula pasir di Sulsel," katanya.

Hal senada dikemukakan pedagang di Pasar Pannampu, H Nursalam.

Dia mengatakan, harga gula pasir yang diterima dari pihak distributor berada pada kisaran Rp380 ribu-Rp400 ribu per zak untuk volume 25 kilogram.

Menanggapi masih tingginya harga gula pasir di pasaran dan belum ada operasi pasar (OP), Plt Kadis Perindag Sulsel H Indra Jaya Saputra mengatakan, pendistribusian gula pasir untuk menyeimbangkan permintaan dan jumlah pasokan di lapangan, telah dipercayakan pada PT Makassar Te'ne untuk menjual ke pedagang dan pengecer.

"Kami akan turun bersama Tim Satgas Pangan untuk mencari pokok permasalahannya, karena pihak Makassar Te'ne yang mendistribusikan gula pasir putih kristal," katanya.

Mengenai kemungkinan dilakukan OP gula pasir menjelang Idul Fitri 1441 Hijriah, dia tidak menyebutkan, hanya menegaskan akan turun meninjau ke lapangan bersama Satgas Pangan.

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024