Maros, Sulsel (ANTARA) - Penyaluran bantuan langsung tunai  membantu masyarakat yang terdampak COVID-19 di Kabupaten Maros, Sulsel dilakukan secara bertahap untuk mematuhi protokol kesehatan.

Hal tersebut dikemukakan Bupati Maros HM Hatta Rahman di Kabupaten Maros, Sulsel, Minggu.

Penyaluran BLT tahap kedua ini diawali dengan penyerahan BLT secara simbolis untuk Kecamatan Simbang yang memiliki 80 desa dan kecamatan ini adalah salah satu dari 14 kecamatan di Kabupaten yang berjulukan "Butta Salewangang" ini.

Menurut Hatta, penyerahan bantuan langsung tunai yang bersumber dari anggaran Dana Desa ini merupakan pertama kalinya dilakukan dan harus dilakukan bertahap agar tidak semua warga di 14 kecamatan serentak ke kantor pos, sehingga sulit dikontrol untuk jaga jarak.

Hal tersebut menindaklanjuti Surat Edaran Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggdan dan Transmigrasi agar memanfaatkan Dana Desa untuk penyaluran BLT bagi masyarakat yang terdampak COVID-19.

Sebelumnya, Dana Desa itu diperuntukkan untuk pembangunan fisik di desa ataupun kegiatan yang dapat mendorong perekonomian di desa tersebut.
Namun karena terjadi pandemi virus corona jenis baru ini di seluruh Indonesia, maka dana itu dialihkan menjadi BLT dengan masing-masing penerima bantuan memperoleh Rp600 ribu per bulan.

Dengan adanya bantuan BLT Dana Desa itu, Hatta berharap dapat meringankan beban ekonomi masyarakat di tengah pandemi COVID-19. Apalagi wilayah kerjanya ini yang berbatasan langsung dengan Kota Makassar, diakui banyak terdampak, karena sebagaian warganya menjadi karyawan atau pegawai di ibukota provinsi Sulsel.

Hal itu dibenarkan Camat Simbang M Bakri. Menurut dia, selain warganya menjadi petani, juga sebagian menjadi pegawai negeri dan swasta. Pegawai swasta biasanya menjadi karyawan di Kawasan Industri Makassar yang berada dekat perbatasan wilayah Kota Makassar dan Kabupaten Maros, Sulsel.

Sementara itu, salah seorang penerima manfaat BLT di Desa Bonto Tallasa, Kecamatan Simbang mengatakan, sangat bersyukur menerima BLT karena dapat membeli kebutuhan konsumsi sehari-hari.

"Selama pandemi ini, kami sempat di rumahkan, jadi tidak kerja lagi di pabrik, sehingga otomatis pendapatan bulanan kami tersendat," katanya.

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024