Jakarta (ANTARA) -
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menanam 1.000 batang pohon mangrove di kawasan instalasi Tambak Silvofishery Marana, Maros, Sulawesi Selatan guna meningkatkan kualitas ekosistem penyerap karbon sekaligus untuk melindungi infrastruktur tambak udang.
"Kita sebagai insan kelautan dan perikanan mendorong solusi penyerapan karbon menggunakan sistem silvofishery atau wanamina yang merupakan kegiatan mengkombinasikan vegetasi hutan bakau dan budi daya tambak untuk meningkatkan kesadaran tentang isu lingkungan secara global," ujar Kepala Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3) Maros, Indra Jaya Asaad lewat keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Adapun sistem wanamina dapat menjadi solusi keseimbangan antara menyejahterakan masyarakat dan penyerapan karbon untuk lingkungan.
Di samping itu, lahan yang ditanami bakau merupakan rekonstruksi dari tambak untuk memperluas kawasan hijau sebagai green belt yang dapat melindungi tambak dari erosi hingga abrasi yang dapat merusak ekosistem tambak. Selain itu green belt berfungsi sebagai biofilter untuk mengurangi patogen hingga kadar zat racun dan logam berat.
"Dengan adanya kawasan green belt, juga diharapkan dapat meningkatkan kesuburan tanah dan lingkungan di sekitarnya, karena keberadaan bakau pada tambak udang merupakan simbiosis mutualisme," ucap Indra.
Bakau juga ditanam pada lahan pelataran tambak yang disebut model empang parit, yang selanjutnya akan menjadi percontohan wanamina sebagai bentuk integrated aquaculture yang bersanding dengan konservasi lingkungan.
Pelaksanaan penanaman mangrove ini juga merupakan kegiatan rutin setiap tahun dilakukan oleh BRPBAP3 Maros untuk menjaga dan memperluas ekosistem bakau yang sudah ada di kawasan Instalasi Tambak.
Tak hanya memanfaatkan wilayah tambak sebagai green belt, bibit bakau yang ditanam pun berasal dari hasil pembibitan yang tersedia setiap saat sebagai kegiatan rutin SFV Wanamina Marana.
"Sumber bibit berasal dari kawasan yang sama dan sudah rutin dilakukan pembenihan bibit bakau hingga menjadi semaian yang selanjutnya ditanam untuk tumbuh dan berkembang menjadi pohon Bakau," papar Indra.
Kegiatan pembibitan tersebut melibatkan unsur masyarakat sekitar instalasi, para Taruna/Taruni Satuan Pendidikan KP diantaranya Politeknik KP Bone, Politeknik KP Sorong dan Politeknik KP Kupang.