Makassar (ANTARA) - Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) membantu memindahkan tujuh orang pengungsi pencari suaka dari satu lokasi penampungan ke lokasi lainnya agar lebih nyaman karena dekat dengan sanak keluarganya yang lebih dulu menempati lokasi tersebut. 

Kepala Rudenim Makassar Togol Situmorang di Makassar, Kamis, mengatakan tujuh pengungsi pencari suaka itu dipindahkan ke lokasi penampungan lain di Kota Makassar berdasarkan permohonan sanak keluarganya dan atas pertimbangan lainnya.

"Mereka dipindahkan akomodasinya dengan mempertimbangkan beberapa faktor. Pertimbangannya itu karena faktor keluarga dan lainnya," ujarnya.

Tujuh orang pengungsi yang dipindahkan itu masing-masing empat orang warga negara Afganistan, dua Myanmar dan satu orang Pakistan.

Sebelumnya dua pengungsi Afganistan menempati akomodasi Baji Rupa yang berlokasi di Jalan Mappaoddang, dipindahkan ke Wisma Mustika, tiga di Kompleks PU Mallengkeri dengan alasan untuk dekat dengan keluarganya yang terlebih dahulu bermukim di sana.

Kemudian dua pengungsi Afganistan lainnya berasal dari Bugis Guest House dan Pondok Resky Jaya yang masing-masing beralamat di Jalan Perintis Kemerdekaan VII Tamalanrea dipindahkan ke Pondok Yaspis di Jalan Bakti, Panakkukang dan dua di Jalan Jipang, Rappocini, masing-masing dengan alasan dekat dengan akses sekolah dan penyatuan keluarga.

Dua pengungsi warga negara Myanmar sebelumnya berasal dari Pondok Maryam di Jalan Ratulangi, Mamajang dan Resky Jaya dipindahkan ke Wisma Budi di Jalan Harimau Makassar dan MSM 2, keduanya dengan alasan penyatuan keluarga. 

Terakhir satu pengungsi Pakistan yang berasal dari Baji rupa menuju Pondok Yaspis juga dikarenakan penyatuan keluarga.

Proses pemindahan antarakomodasi di Kota Makassar selama tahun 2020 telah dilakukan terhadap 139 orang pengungsi. 

"Banyak penyebab yang menjadi alasan pemindahan antarakomodasi, antara lain, penyatuan keluarga, kurangnya fasilitas kamar, maupun akses sekolah atau akses kesehatan," kata Situmorang.

Pewarta : Muh. Hasanuddin
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024