Pinrang, Sulsel  (ANTARA News) - Sekitar 10 persen gabah milik petani di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, ditolak Badan Urusan Logistik setempat karena tidak memenuhi standar kualitas.

Petugas Pemeriksaan Kualitas (PPK) Sub Divre Bulog Pinrang, H Ismail Sa'na, di Pinrang, Senin, mengungkapkan, sekitar 10 persen hasil produksi gabah petani Pinrang, atau setara dengan 400 ton beras ditolak karena tidak memenuhi standar yang ditetapkan Bulog.

Kualitas gabah yang ditolak pihak Bulog tersebut diantaranya karena berwarna kuning, patah (broken), menir dan memiliki kadar air yang tinggi. Buruknya sebagian produksi gabah petani tersebut karena pengaruh curah hujan yang tinggi akhir-akhir ini.

"Ukuran beras patah yang tidak masuk dalam standar kami adalah 6/10 ke atas butir patah dan untuk menit 2/10 kebawah sedangkan untuk kadar air beras maksimal 14 persen," tandasnya.

Ditemui terpisah Kepala Logistik Bulog Pinrang, H Andi Faisal mengatakan, gabah yang diterima Bulog dari petani harus memenuhi standarkualitas gabah, karena gabah-gabah tersebut akan disalurkan kepada mitra kerja bulog dan selanjutnya di bawa ke penggilingan untuk di proses menjadi beras.

"Setelah gabah tersebut digiling, hasilnya kemudian kami kirim ke Bulog," katanya,

Faisal mengatakan, dari September hingga Oktober ini, Bulog Pinrang telah menyerap beras dari penggilingan mitra bulog sekitar 4.797 ton.

Sehingga, kata dia, total beras petani yang telah ditampung Bulog Pinrang sejak Maret lalu sudah mencapai 21.859 ton.  (T.PSO-098/S016) 

Pewarta :
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024