Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan Perikanan (Ditjen PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Berny A Subki mengatakan realisasi investasi di sektor kelautan dan perikanan di Indonesia didominasi oleh China di antara negara Asia Timur lainnya, seperti Korea Selatan, Jepang, Hong Kong, dan Taiwan.

Berdasarkan data yang dipaparkan dalam webinar "Menarik Minat Investasi Sektor Kelautan dan Perikanan dari Wilayah Asia Timur", Rabu, sepanjang semester I 2020 investasi China di sektor kelautan dan perikanan sebesar Rp550,11 miliar (86,05 persen) dari total realisasi investasi negara Asia Timur sebesar Rp639,29 miliar.

"Sepanjang 2016-2020 investor China, Hong Kong, Korea Selatan, dan Taiwan, dominan berinvestasi di bidang usaha pengolahan, sementara investor Jepang dan China lebih dominan di bidang usaha budi daya," kata Berny.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) Tokyo Rakhmat Yulianto mengatakan investasi Jepang di sektor perikanan memang masih minor, baik ke seluruh dunia maupun ke Indonesia.

Berdasarkan data Jetro (Organisasi Perdagangan Eksternal Jepang), investasi sektor perikanan Jepang di luar negeri hanya 0,05 persen dari total keseluruhan investasi Jepang di dunia.

"Di Indonesia, dalam lima tahun terakhir, investasi perikanan Jepang hanya 0,07 persen dari investasi total yang masuk (tercatat) di BKPM. Memang appetite (minat) investasi perikanan Jepang tidak begitu bagus tapi ada peluang yang bisa dimanfaatkan," jelasnya.

Rakhmat menuturkan peluang investasi perikanan Jepang dinilai masih prospektif karena pasokan perikanan domestik Negeri Sakura akan turun seiring dengan pelautnya yang menua, di mana separuh pelaut Jepang berusia di atas 50 tahun.

"Mereka akan mencari sumber lain di luar Jepang atau mereka mencari pekerja untuk bekerja di pusat perikanan Jepang. Ini peluang yang bisa kita manfaatkan," katanya.

Sementara itu Direktur IIPC Seoul Hilmy Qadrinal Rachman Tanjung menjelaskan investasi Korea Selatan di sektor kelautan dan perikanan di Indonesia dalam lima tahun terakhir tercatat menurun signifikan.

Investasi di sektor tersebut mencapai 1,07 juta dolar AS pada 2018, lalu anjlok menjadi 0,2 juta dolar AS pada 2019, dan merangkak naik menjadi 0,78 juta dolar AS hingga semester I 2020.

"Tapi memang porsinya belum terlalu besar," kata Hilmy.

Ada pun Direktur IIPC Taipei Ali Fauzi mengatakan berdasarkan identifikasi perwakilan BKPM di luar negeri itu, pihaknya mencatat ada sejumlah investor Taiwan yang telah malang melintang di Indonesia di sektor kelautan dan perikanan dan investasinya tersebar hingga ke luar Jawa.

"Ini menggambarkan sektor kelautan dan perikanan Indonesia sudah cukup dikenal dan bisa dibilang jadi success story yang bisa disampaikan ke calon investor selanjutnya untuk mempercepat realisasi investasi," katanya.

Ali menjelaskan sama halnya dengan investor Jepang dan Korea Selatan, investor Taiwan juga membutuhkan pertimbangan yang hati-hati dibandingkan investor China yang progresif.

"(Investor) Taiwan hati-hati mengambil keputusan investasi. Dengan banyak success story, khususnya dari Taiwan atau negara lain, itu bisa membuat keputusan investasinya lebih cepat," kata Ali.

Pewarta : Ade irma Junida
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024