Mamuju (ANTARA) - Rumah Sakit Lapangan TNI Angkatan Darat yang didirikan di Lapangan Tammajarra Korem 142/Tatag, telah menangani 145 warga yang terdampak gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene.

Dandenkesyah 14.04.02 Parepare Letkol Ckm Asnawi SKep Ners, di Mamuju, Selasa mengatakan, rumah sakit lapangan TNI-AD tersebut langsung didatangi warga korban gempa dengan berbagai jenis keluhan.

"Pada hari pertama dioperasikan hari ini, kami telah menangani 145 warga dengan berbagai keluhan," kata Asnawi.

Ia menjelaskan, penyakit yang ditangani bermacam-macam, diantaranya 58 orang penyakit dalam, yang ditangani orthopedi empat orang, enam orang bedah, delapan anak-anak yang didominasi keluhan demam, tiga orang ditangani karena gangguan mata serta tiga orang dengan penyakit THT.

Pada hari pertama juga lanjutnya, akan dilaksanakan tindakan operasi bedah tumor di leher terhadap salah seorang pasien.

Baca juga: Tim Medis Unhas terbantu KRI Suharso-990 bisa kurangi pasien RS di Sulbar

"Kami mengimbau seluruh warga Sulawesi Barat yang mengalami gangguan kesehatan agar segera mengunjungi Rumah Sakit Lapangan milik TNI-AD di Korem 142/Tatag," ujar Asnawi.

Pengobatan di rumah sakit lapangan Korem 142/Tatag itu kata Asnawi, tidak dipungut biaya dan ditangani oleh dokter spesialis.

Selain dilengkapi peralatan medis yang modern serta dokter spesialis, pelayanan di rumah sakit lapangan TNI-AD, juga dilengkapi fasilitas telekomunikasi dan jaringan internet.

Komandan Detasemen Perhubungan (Dandenhub) Korem 142/Tatag Letkol Chb Jupri, mengatakan, di rumah sakit lapangan itu dilengkapi kendaraan komunikasi mobile itu, server radio satelit, repeater mzilltrac, mango sky atau internet satelit dan radio handy talky milltrac yang berbasis teknologi, menggunakan jaringan internet.

"Dengan peralatan itu, kami dapat berkomunikasi jarak jauh, dimana ketersediaan jaringan internet dari satelit (vsat) yang memudahkan komunikasi di daerah atau lokasi blankspot atau tidak ada jaringan telekomunikasi," terang Jupri.

Baca juga: RS TNI AD tampung 100 korban gempa Sulbar

Salah satu fungsi komunikasi mobile itu lanjut Jupri, memudahkan koordinasi demi kelancaran dalam kegiatan evakuasi korban yang terdampak bencana untuk penanganan lebih lanjut (evakuasi ke rumah sakit lapangan TNI AD di Korem 142/Tatag).

"Utamanya, di lokasi yang memang tidak dapat dijangkau sinyal jaringan telekomunikasi," ujarnya.

Sementara, fungsi vsat yang dipasang di lokasi rumah sakit lapangan TNI AD tambahnya, untuk menjamin tersedianya jaringan internet serta mengantisipasi apabila jaringan dari Telkom terkendala.

Ia mengatakan, saat terjadi gempa bumi di Sulawesi Barat pada 15 Januari 2021, jaringan komunikasi sempat terputus beberapa hari, yang berakibat sulitnya berhubungan satu dengan yang lainnya untuk saling tukar informasi.

"Pada saat terjadi gempa bumi, hubungan komunikasi dari Telkom mengalami gangguan, sehingga yang dapat digunakan hari itu hanya HT dan SSB yang digelar oleh Denhubrem 142 Hubdam XIV/Hsn untuk digunakan berkomunikasi dan koordinasi," terang Jupri.

Pewarta : Amirullah
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024