Makassar (ANTARA) - General Manager PLN UIW Sulselrabar, Awaluddin Hafid menyampaikan PLN terus mendorong program-program elektrifikasi yang dapat meningkatkan produktifitas di sektor pertanian melalui program Electrifying Agriculture.

“Semangat Transformasi kami mengarah kepada motto PLN, yaitu bahwa listrik harus dimanfaatkan untuk meningkatkan produktifitas yang membawa dampak baik bagi masyarakat, serta mendukung lingkungan yang lebih ramah,” ujar Awaluddin.

Program Electrifying Agriculture merupakan bagian dari transformasi PLN dalam pilar Customer Focus dan Innovative untuk meningkatkan pelayanan listrik yang lebih mudah, terjangkau dan andal. Tak hanya di sektor pertanian, melainkan di sektor lain seperti sektor perikanan, perkebunan dan peternakan.

Awaluddin mengatakan listrik kini tidak hanya bermanfaat sebagai alat penerangan, tetapi juga dapat meningkatkan produktifitas di bidang pertanian. Hal tersebut dibuktikan oleh Petani Bawang yang berada di Desa Telle, Kecamatan Ajangale, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan.

Imam, salah satu petani bawang Desa Telle yang tergabung dalam Kelompok Tani Pelita menemukan inovasi unik untuk mengusir hama dari kebun miliknya.

Berbeda dengan cara petani kebanyakan yang menggunakan pestisida untuk mengusir hama, dirinya menggunakan lampu pengusir hama dan lampu penarik hama.

“Setiap lampu diatur posisinya di setiap sudut kebun bawang. Lampu-lampu yang dinyalakan tersebut akan menggiring hama ke jebakan perangkap yang telah kami siapkan,” ungkap Imam.

Ia menambahkan masalah utama usaha tani bawang merah adalah tingginya resiko kegagalan panen karena lingkungan yang kurang menguntungkan, terutama serangan hama dan penyakit.

Keberadaan hama dan penyakit tersebut menyebabkan petani menggunakan pestisida secara berlebihan.

Petani beranggapan bahwa keberhasilan usaha tani ditentukan oleh keberhasilan pengendalian hama dan penyakit, yaitu dengan meningkatkan takaran, frekuensi dan komposisi jenis campuran pestisida yang digunakan. Akibatnya biaya untuk pertanian bawang merah semakin tinggi dan keuntungan yang diperoleh petani menjadi tidak seimbang.

“Dulu menggunakan pestisida itu bisa menghabiskan biaya sebesar Rp10 juta rupiah dalam satu hektare. Namun setelah menggunakan lampu pengusir hama, biaya yang kami keluarkan sebulan hanya sebesar Rp2 juta untuk satu hektare. Artinya dengan listrik kami hemat Rp8 juta,” urai Imam.

Tidak hanya soal uang, dampak lain penggunaan pestisida yang berlebihan, dalam jangka panjang juga tidak ramah lingkungan, yaitu bisa menyebabkan ledakan dari hama sekunder dan juga mengganggu ekosistem di sekitar pertanian.

“Pakai lampu dan listrik PLN ini tentu konsep pertanian kami menjadi lebih ramah lingkungan,” ujar Imam.

Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024