Makassar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menargetkan sebanyak 450 ribu merchant sudah menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) pada akhir 2021.

Hal itu dikemukakan Asisten Administrasi Pemprov Sulsel Tautoto Tana Ranggina disela sosialisasi TP2DD dan QRIS di Makassar, Selasa.

Dia mengatakan, masa pandemi yang sudah hampir setahun ini memberi andil terhadap percepatan penggunaan digitalisasi dalam bertransaksi baik di sektor ekonomi maupun keuangan.

Terkait penggunaan QRIS di Sulsel oleh merchant hingga Februari 2021 berdasarkan data Kantor Perwakilan BI Sulsel diketahui, mencapai 193.294 merchant atau tumbuh sebesar 209,3 persen (yoy).

Tingkat pertumbuhan tersebut berada di atas pertumbuhan nasional (120,0 yoy) dan menjadikan Sulawesi Selatan menempati peringkat ke-7 dari segi jumlah merchant QRIS di Indonesia.

Termasuk sebagai salah satu daerah dengan tingkat pertumbuhan merchant QRIS tertinggi di Indonesia dan menjadi pelopor di KTI.

"Secara nasional pengguna QRIS kini sudah 6 juta, sementara pada akhir 2021 ditargetkan mencapai 12 juta pengguna," imbuh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulsel Budi Hanoto pada kesempatan yang sama.

Sementara pengguna QRIS di Sulsel, lanjut dia sebanyak 195 ribu merchant dan ditargetkan pada akhir 2021 dapat mencapai 450 ribu merchant.

Budi mengatakan, pihaknya optimistis dapat mencapai target tersebut dengan saling bahu-membahu baik unsur Pemprov, OJK, BI dan Bank Sulselbar selalu bank umum.

Sementara dari sisi pengawasan, pihak Otoritas jasa Keuangan (OJK) Sulsel yang dipimpin oleh Ahmad Murad mengatakan, OJK berperan mengawasi transaksi menggunakan QRIS.

"Karena itu literasi keuangan dan sistem ekonomi berbasis digital harus terus disosialisasikan hingga ke pelosok dan pesisir," katanya. Asisten Administrasi Pemprov Sulsel H Tautoto Tana Ranggina ditengah sosialisasi TP2DD dan QRIS di Makassar, Selasa (23/2/2021). ANTARA/Suriani Mappong

 

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024