Mamuju (ANTARA) - Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sulbar mencatat ada 263 masjid dalam kondisi rusak akibat gempa bumi magnitudo 6,2 yang mengguncang wilayah Kabupaten Mamuju dan Majene, pada 15 Januari 2021.
Kepala Seksi Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariat Kanwil Kemenag Sulbar Khalid Rasyid di Mamuju, Kamis mengatakan data tersebut diperoleh dari tim yang ditugaskan untuk melakukan survei lapangan di Kabupaten Mamuju dan Majene.
Survei itu lanjutnya, dilakukan delapan tim, yang beranggotakan pegawai Kantor Urusan Agama (KUA) di delapan kecamatan, yakni Simboro, Kalukku, Tapalang, Tapalang Barat, Ulumanda, Malunda dan Tubo Sendana.
Anggota tim survei kata dia, direkrut dari tenaga fungsional dan tenaga honorer KUA.
"Jumlah ini sebenarnya masih bersifat tentatif sebab masih ada beberapa daerah yang belum disurvei karena sulit dijangkau," kata Khalid Rasyid.
Data masjid yang rusak itu kata Khalid Rasyid, telah dilaporkan ke Dirjen Binmas, Direktur dan Kasubdit Kementerian Agama yang mengurus rumah ibadah.
"Yang dilaporkan itu telah terpilah, yakni rusak berat sedang dan ringan dengan disertai dokumentasi atau foto kerusakan bangunan.
Rumah ibadah lain juga demikian pendataannya dan laporannya ke pusat dilaksanakan masing masing binmas," ujarnya.
"Kepala Kanwil Kemenang Sulbar menginstruksikan pendataan setiap rumah ibadah yang rusak terdampak gempa dikoordinir oleh binmas sesuai agama masing-masing," jelas Khalik Rasyid.
Ia menyebutkan, belum diketahui persis, berapa dan bagaimana bentuk bantuan Kementerian Agama terhadap rumah ibadah yang rusak akibat gempa.
"Tapi menurut informasi yang kami dapatkan bahwa salah satu alternatif model yang akan diterapkan adalah berupa bantuan masjid darurat. Hal itu berkaitan dengan semakin dekatnya bulan ramadan.
Penyaluran bentuk bantuan rumah ibadah darurat akan diinformasikan oleh Kemenag sebelum memasuki ramadan," terang Khalik Rasyid.
Selain masalah perampungan data, pihak Kementerian Agama juga tambahnya, menekankan soal buku rekening pengurus masjid.
"Beberapa pengurus masjid diidentifikasi memiliki buku rekening yang sudah tidak aktif. Kepada pengurus mesjid tersebut, dalam waktu dekat kami akan ingatkan dan minta agar segera dibenahi," tuturnya.
Kepala Seksi Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariat Kanwil Kemenag Sulbar Khalid Rasyid di Mamuju, Kamis mengatakan data tersebut diperoleh dari tim yang ditugaskan untuk melakukan survei lapangan di Kabupaten Mamuju dan Majene.
Survei itu lanjutnya, dilakukan delapan tim, yang beranggotakan pegawai Kantor Urusan Agama (KUA) di delapan kecamatan, yakni Simboro, Kalukku, Tapalang, Tapalang Barat, Ulumanda, Malunda dan Tubo Sendana.
Anggota tim survei kata dia, direkrut dari tenaga fungsional dan tenaga honorer KUA.
"Jumlah ini sebenarnya masih bersifat tentatif sebab masih ada beberapa daerah yang belum disurvei karena sulit dijangkau," kata Khalid Rasyid.
Data masjid yang rusak itu kata Khalid Rasyid, telah dilaporkan ke Dirjen Binmas, Direktur dan Kasubdit Kementerian Agama yang mengurus rumah ibadah.
"Yang dilaporkan itu telah terpilah, yakni rusak berat sedang dan ringan dengan disertai dokumentasi atau foto kerusakan bangunan.
Rumah ibadah lain juga demikian pendataannya dan laporannya ke pusat dilaksanakan masing masing binmas," ujarnya.
"Kepala Kanwil Kemenang Sulbar menginstruksikan pendataan setiap rumah ibadah yang rusak terdampak gempa dikoordinir oleh binmas sesuai agama masing-masing," jelas Khalik Rasyid.
Ia menyebutkan, belum diketahui persis, berapa dan bagaimana bentuk bantuan Kementerian Agama terhadap rumah ibadah yang rusak akibat gempa.
"Tapi menurut informasi yang kami dapatkan bahwa salah satu alternatif model yang akan diterapkan adalah berupa bantuan masjid darurat. Hal itu berkaitan dengan semakin dekatnya bulan ramadan.
Penyaluran bentuk bantuan rumah ibadah darurat akan diinformasikan oleh Kemenag sebelum memasuki ramadan," terang Khalik Rasyid.
Selain masalah perampungan data, pihak Kementerian Agama juga tambahnya, menekankan soal buku rekening pengurus masjid.
"Beberapa pengurus masjid diidentifikasi memiliki buku rekening yang sudah tidak aktif. Kepada pengurus mesjid tersebut, dalam waktu dekat kami akan ingatkan dan minta agar segera dibenahi," tuturnya.