Makassar (ANTARA News) - Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) VI Makassar menemukan situs benteng pertahanan peninggalan tentara Jepang, ketika menyisir delta sungai di Kelurahan Lakkang, Kecamatan Tallo, Makassar, Sabtu.

Komandan Tim Intel Lantamal VI Mayor Laut Dismet Kolmet saat memimpin survei lokasi tempat persembunyian tentara Jepang di Lakkang, Makassar, menemukan beberapa tanda-tanda yang menunjukkan terowongan itu adalah benteng pertahanan tentara Jepang.

"Kami menemukan sebanyak tujuh bunker yang terdapat di sini. Kami perkirakan dua bunker di antaranya adalah stan senjata yang bisa dipakai menembak jarak jauh," kata dia.

Dia memperkirakan, masih ada beberapa bunker yang terdapat di sekitar tempat mesiu itu, karena biasanya bunker persembunyian disimpan melingkar.

Tim penyisiran yang diturunkan Lantamal di lokasi itu juga meminta keterangan dari beberapa warga setempat yang diperkirakan masih ada hubungannya dengan sejarah keberadaan bunker tua di daratan aliran sungai Tallo itu.

"Sebaiknya lokasi ini diamankan dulu sebelum pembersihan dilakukan, karena kemungkinan adanya ranjau atau benda berbahaya lainnya bisa saja terdapat di lokasi penggalian," kata salah seorang tim penyisiran Lantamal kepada beberapa warga di daerah itu.

Pihak Lantamal juga meminta pihak Disbudpar Makassar melibatkan pihak Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) dan ahli arkeolog untuk meneliti lokasi ini, sebelum masyarakat melakukan penggalian dan membersihkan kawasan bersejarah tersebut.

Kabid Sumber Daya dan Peran Serta Masyarakat Disbudpar Makassar, Andi Mirza Zainal yang mendampingi pihak Lantamal mengaku akan secepatnya membuat surat permohonan dan audiens dengan pihak BP3.

"Ini adalah asset sejarah yang bisa menjual Lakkang sebagai desa wisata. Makanya kami akan segera menghubungi pihak BP3 dan mengajak Universitas Hasanuddin melakukan penelitian di daerah ini," kata dia.

Lurah Lakkang, Andi M. Fara dalam kesempatan itu mengaku, bahwa beberapa warga yang sudah lama tinggal di daerah itu memperkirakan bunker itu dibangun sekitar tahun 1940-an saat Jepang berada di wilayah Makassar.

Bahkan, kata dia, beberapa warga di daerah itu mengaku tempat ini dijadikan raja-raja di wilayah Sulawesi Selatan melakukan konsolidasi atau pertemuan-pertemuan rahasia.

Dia mengaku wisatawan asing yang selama ini berkunjung di Lakkang banyak yang tertarik dengan tujuh bunker yang terdapat di Delta Sungai Tallo kota Makassar itu.

"Kondisi bunker ini memang belum terlalu bagus, karena tertimbun tanah endapan lumpur Kami berharap bakti sosial masyarakat kelurahan kami dengan melibatkan pihak Lantamal bisa mendukung upaya desa kami menjual objek yang menarik bagi wisatawan," katanya

Lurah Lakkang mengaku benda peninggalan sejarah di wilayah mereka diharapkan bisa menjadi daya tarik wisatawan berkunjung ke daratan yang hanya bisa ditempuh dengan menggunakan perahu kecil atau pincara. (T.KR-HK/R007)


Pewarta :
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024