Makassar (ANTARA) - Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar manifestasi program Merdeka Belajar melalui pencerahan kalbu berbasis pesantren bagi seluruh mahasiswa.

Wakil Rektor I UMI Bidang Akademik Dr Hanafi Ashad MT IPM mengatakan, pencerahan kalbu bagi mahasiswa di UMI telah dimasukkan dalam program akademik yang dikuatkan dengan nilai dan standar jumlah satuan Satuan Kredit Semester (SKS).

“Kalau dulu itu (Pencerahan kalbu) hanya berstatus kewajiban bagi mahasiswa, tapi sekarang sudah menjadi syarat wajib yang dimasukkan dalam jumlah SKS dengan jumlah enam SKS,” ujar Dr Hanafi dalam keterangannya di Makassar, Selasa.

“Selain menjadi ciri khas ke-UMI-an, juga manifestasi Program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka,” sambung Alumni Fakultas Teknik UMI ini.

Kegiatan yang merupakan syarat wajib bagi semua sivitas akademika UMI ini diorganisir oleh Pesantren Unggulan Mahasiswa Darul Mukhlisin UMI Padanglampe kerjasama UPT PKD UMI.

Rektor UMI Prof Dr H Basri Modding, menjelaskan, UMI telah menyiapkan mahasiswanya agar lebih siap menghadapi tantangan di masa depan dengan pengembangan karakter.

Seperti karakter moral ( kesalehan spritual) dan karakter kinerja ( kesalehan sosial) yang merupakan wujud dari akhlakul karimah sebagai inti dari program pencerahan qalbu sebagai program unggulan UMI.

“Ada sejumlah penelitian yang menyebutkan jika kebutuhan tenaga kerja atau syarat kerja di sejumlah industri besar itu yang menjadi syarat utamanya adalah kemampuan komunikasi dan kejujuran. Ini kemudian yang dijawab oleh UMI lewat pendidikan pesantren,"katanya.

Ia mengatakan, mahasiswa harus menyiapkan diri membangun kemampuan komunikasi dan pastinya dengan integritas yang tinggi sebagai kebutuhan karakter kinerja.

"Ini makin kompleks di fase revolusi industri 4.0,” tutur Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMI ini.

Ketua Pembina Yayasan Wakaf UMI Prof Dr H Mansyur Ramli menjelaskan, pencerahan kalbu berbasis pendidikan pesantren di UMI ini merupakan program unggulan yang akan mendorong UMI menjadi PTS berkelas dunia.

“Menghadapi persaingan global khususnya era revolusi industri termasuk pandemi COVID-19, UMI perlu membangun komitmen baik yang bersifat individual maupun kelembagaan agar terbentuk karakter dan kondisi kondusif untuk mewujudkan visi dan UMI,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Dr H. Ahmad Basit Lc MA., mengatakan para peserta pencerahan kalbu virtual ini akan melakukan aktivitas seperti biasa mulai dari kewajiban menyetor doa dan hafalan, tata cara shalat, hingga belajar dan menerima materi meski berlangsung secara virtual.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024