Makassar (ANTARA) - Bupati Sinjai Andi Seto Asapa (ASA) mencetuskan inovasi program "Panrita Kitta" untuk mencetak atau melahirkan dua hafiz atau penghafal Al Quran di setiap desa dan kelurahan.

Bupati ASA mengatakan program Panrita Kitta akan bersanding bersama program keumatan lainnya yakni melahirkan 20 hafiz tiap tahun yang sudah berjalan selama dua tahun terakhir.

"Program ini lahir karena kami melihat program tahfiz yang sudah berjalan selama ini animo masyarakat sangat tinggi, banyak anak-anak kita yang ingin mengikuti program tahfiz ini tapi terbatas jumlahnya sehingga kami mencoba untuk bekerjasama dengan pemerintah desa agar lebih banyak lagi generasi muda kita yang hafal Al Quran," kata Bupati ASA dalam keterangannya, Minggu.

Bahkan, lulusan Magister Monash University Melbourne Australia ini mengatakan bahwa santri dari program tahfiz maupun program Panrita Kitta yang ingin melanjutkan pendidikan di Perguruan tinggi,  Pemkab Sinjai kembali menanggung biaya kuliah melalui program beasiswa berprestasi yang disiapkan tiap tahun.

Melalui program ini juga kata Bupati ASA,  selain untuk memberantas buta huruf Al Quran di Sinjai, juga dalam rangka meningkatkan kecerdasan dan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berlandaskan iman dan takwa.

"Insya Allah program seperti akan terus kita lanjutkan dan bahkan kami akan tingkatkan jumlahnya di tahun-tahun mendatang," tuturnya.

Program ini akan dimulai pada Juli atau tahun ajaran baru 2021/2022, dimana untuk angkatan pertama ini akan dipusatkan di Pondok Pesantren Darul Ihsan, Desa Salohe Kecamatan Sinjai Timur.

Panrita Kitta menambah berbagai program di sektor keagamaan yang sudah dinikmati oleh masyarakat Sinjai,  mulai dari pemberian insentif bagi petugas keagamaan,  pemberian dana hibah untuk pondok pesantren, dana hibah untuk masjid hingga mencetak hafiz 20 orang per tahun.

Sebelumnya, salah satu pembina Ponpes Darul Ihsan  Ahmad Mumtazar mengatakan bahwa animo desa untuk mengikuti program kerjasama antara Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Desa ini disambut baik.

Terbukti hingga kini sudah ada puluhan desa di Kabupaten Sinjai yang sudah mendaftarkan warganya untuk ikut serta dalam program Panrita Kitta,  bahkan ada desa yang mengutus warganya lebih dari dua orang.

"Saat ini kita gencar sosialisasikan program ini keseluruh desa dan kelurahan. Alhamdulillah sudah ada puluhan desa/keluraha yang sudah mendaftarkan warganya,  bahkan ada desa yang mendaftarkan tiga hingga empat peserta seperti dari desa Pulau Harapan, Kecamatan Pulau Sembilan mengutus tiga warganya dengan alasan ada pemerataan karena disana ada tiga dusun, " ungkapnya.

"Seperti sekolah formal program ini akan berjalan selama tiga tahun,  tahun pertama diharapkan mampu menghafal Al Quran 30 juz,  tahun kedua fokus pada Bahasa Arab dan Inggris serta tahun ketiga fokus pada kitab gundul atau kitab kuning dan para peserta akan di asramakan serta mendapatkan uang saku tiap bulan," ujarnya.

Menurut Ahmad program ini merupakan pemikiran yang berlian dari Bupati ASA sebab sangat jarang daerah lain untuk bisa melahirkan program seperti ini.

"Saya kira ini pemikiran yang berlian dari bapak bupati kita karena sangat jarang dan bahkan belum ada daerah lain melakukan program ini,  kalaupun ada hanya program 1 desa 1 hafiz,  sedangkan kita di Sinjai 2 hafiz 1 desa," tuturnya.

Ia menambahkan bahwa output dari program ini sangat bagus sebab bisa melahirkan santri yang mampu menjadi imam masjid maupun imam desa sehingga Sinjai tidak akan kekurangan para penghafal Al Quran.(*/Inf)

Pewarta : Darim
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024