Makassar (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) PON Sulawesi Selatan meminta pelatih semakin fokus dalam mematangkan kemampuan atlet menjelang tampil di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 di Papua.
“Mohon para pelatih dapat memberikan latihan yang berkualitas secara berkesinambungan,” ujar Ketua Pembinaan Prestasi dan Monitoring Evaluasi Satgas PON Sulsel Prof Andi Ihsan di Makassar, Rabu.
Ia menjelaskan, berdasarkan hasil tes kedua yang dilaksanakan KONI Sulawesi Selatan terhadap para atlet, dari segi motivasi menunjukkan sekitar 82,2 persen siap tempur.
Jumlah itu, kata dia, mencakup 157 dari 195 atlet yang dites dan tinggal enam orang yang masih perlu digenjot. Sehingga berdasarkan data dan fakta tes, konsentrasi para atlet berada pada level baik sekali dan baik.
“Self confidence (kepercayaan diri) para atlet sangat tinggi dan mereka akan melakukannya dengan maksimal,” jelasnya.
“Kesiapan para atlet secara psikis dan psikologis tidak diragukan. Padahal, para atlet telah berlatih intensif sejak Januari tanpa dukungan "vitamin” (uang saku) sama sekali. Namun dengan keluarnya “vitamin” diharapkan kualitas persiapan atlet jauh lebih baik lagi ke depan,” sambungnya.
Prof Ihsan mengingatkan, aspek mental para atlet termasuk sangat menentukan dalam pertandingan dan itu harus dibangun dari awal latihan. Ketahanan dan penguatan mental atlet tidak dapat dilakukan di tengah jalan.
“Mohon para pelatih dapat memberikan latihan yang berkualitas secara berkesinambungan,” ujar Ketua Pembinaan Prestasi dan Monitoring Evaluasi Satgas PON Sulsel Prof Andi Ihsan di Makassar, Rabu.
Ia menjelaskan, berdasarkan hasil tes kedua yang dilaksanakan KONI Sulawesi Selatan terhadap para atlet, dari segi motivasi menunjukkan sekitar 82,2 persen siap tempur.
Jumlah itu, kata dia, mencakup 157 dari 195 atlet yang dites dan tinggal enam orang yang masih perlu digenjot. Sehingga berdasarkan data dan fakta tes, konsentrasi para atlet berada pada level baik sekali dan baik.
“Self confidence (kepercayaan diri) para atlet sangat tinggi dan mereka akan melakukannya dengan maksimal,” jelasnya.
“Kesiapan para atlet secara psikis dan psikologis tidak diragukan. Padahal, para atlet telah berlatih intensif sejak Januari tanpa dukungan "vitamin” (uang saku) sama sekali. Namun dengan keluarnya “vitamin” diharapkan kualitas persiapan atlet jauh lebih baik lagi ke depan,” sambungnya.
Prof Ihsan mengingatkan, aspek mental para atlet termasuk sangat menentukan dalam pertandingan dan itu harus dibangun dari awal latihan. Ketahanan dan penguatan mental atlet tidak dapat dilakukan di tengah jalan.