Perkemi Sulsel sarankan pengurangan atlet untuk PON XXI Aceh-Sumut
Makassar (ANTARA) - Sekretaris Umum Persaudaraan Shorinji Kempo Indonesia (Perkemi) Sulawesi Selatan (Sulsel) Bonay Syam menyarankan agar jumlah atlet yang akan dikirim bertanding di PON XXI Aceh-Sumatera Utara (Sumut) dikurangi.
"Pelaksanaan PON sudah tidak lama lagi dan kami di Perkemi sejak Pra PON sudah lakukan seleksi dan menyiapkan atlet-atlet untuk bertanding di PON Aceh-Sumut," ujarnya di Makassar, Rabu.
Bonay Syam mengatakan, permasalahan yang dihadapi semua cabang olahraga dan KONI Sulsel saat ini adalah adanya pengurangan anggaran operasional atlet dari PON XX Papua.
Ia pun menyarankan kepada KONI agar menyesuaikan anggaran operasional dengan jumlah atlet yang akan bertanding dan melakukan seleksi dengan sangat ketat.
"Kalau memang anggaran minim kurangi saja jumlah atletnya. Kita tidak bisa berbicara target kalau anggaran terbatas. Apalagi sampai masuk lima besar," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Persatuan Tinju Amatir (Pertina) Sulsel Sri Syahril juga mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel segera memperjelas pencairan anggaran PON.
"Persoalan ini bukan di KONI, tapi Dispora Sulsel. Persoalan anggaran ini memang harus jelas mengingat penyelenggaraan PON tersisa empat bulan lagi," katanya.
"Apalagi di pundak cabang olahraga ada target Sulsel yang harus masuk lima besar. Tentu ini sangat berat kalau melihat ketersediaan anggaran saat ini," tambah Sri Syahril.
Dia mengungkapkan bahwa Pertina Sulsel sudah lama mempersiapkan atletnya untuk meraih medali di PON.
Ia mengaku sudah mempersiapkan atlet-atlet terbaiknya yang akan berlaga di PON Aceh-Sumut dan para atlet memiliki kebanggaan karena membawa nama daerahnya.
"Kami di Pertina sudah mempersiapkan atlet mulai sebelum Pra PON hingga sekarang. Target tinggi yang dipasang tidak sesuai dengan akomodasi atlet. Tentu ini menjadi peringatan bagi pemerintah. Bahwa target yang diberikan harus selaras dengan anggaran," terangnya.
Kepala Dispora Sulsel Suherman mengatakan Pemprov Sulsel berharap atlet-atlet Sulsel bisa meraih prestasi yang lebih baik dari PON sebelumnya.
Soal hibah, Suherman menyebut angka Rp17,5 miliar yang akan diberikan ke KONI Sulsel. "Memang ada keterlambatan karena persoalan administrasi. Tapi, pekan ini kami akan cairkan tahap pertama Rp9,7 miliar," bebernya.
Suherman mengatakan, dana hibah ini akan dicairkan dalam tiga tahap. "Intinya, kami akan selesaikan Rp17,5 miliar secepatnya," janjinya.
Adapun kekurangan kebutuhan untuk penyelenggaraan PON yang mencapai Rp15 miliar, Suherman mengatakan, Dispora bersama Gubernur sudah membuat proposal yang akan dimasukkan ke seluruh BUMN, termasuk perbankan.
"Proposal kita diteken gubernur. Bank Sulselbar sudah menyatakan siap membantu, Bank Indonesia, Pertamina, Vale, CIMB Niaga, dan beberapa perusahaan di luar," ungkapnya.
"Kami melakukan komunikasi dengan BUMN. Tapi nilainya kami belum tau. Ini semua upaya kita untuk cukupi kebutuhan KONI. Sekarang butuh Rp15 miliar lagi untuk penyelenggaraan PON. Itu di luar Rp17,5 miliar," sambungnya.
"Pelaksanaan PON sudah tidak lama lagi dan kami di Perkemi sejak Pra PON sudah lakukan seleksi dan menyiapkan atlet-atlet untuk bertanding di PON Aceh-Sumut," ujarnya di Makassar, Rabu.
Bonay Syam mengatakan, permasalahan yang dihadapi semua cabang olahraga dan KONI Sulsel saat ini adalah adanya pengurangan anggaran operasional atlet dari PON XX Papua.
Ia pun menyarankan kepada KONI agar menyesuaikan anggaran operasional dengan jumlah atlet yang akan bertanding dan melakukan seleksi dengan sangat ketat.
"Kalau memang anggaran minim kurangi saja jumlah atletnya. Kita tidak bisa berbicara target kalau anggaran terbatas. Apalagi sampai masuk lima besar," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Persatuan Tinju Amatir (Pertina) Sulsel Sri Syahril juga mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel segera memperjelas pencairan anggaran PON.
"Persoalan ini bukan di KONI, tapi Dispora Sulsel. Persoalan anggaran ini memang harus jelas mengingat penyelenggaraan PON tersisa empat bulan lagi," katanya.
"Apalagi di pundak cabang olahraga ada target Sulsel yang harus masuk lima besar. Tentu ini sangat berat kalau melihat ketersediaan anggaran saat ini," tambah Sri Syahril.
Dia mengungkapkan bahwa Pertina Sulsel sudah lama mempersiapkan atletnya untuk meraih medali di PON.
Ia mengaku sudah mempersiapkan atlet-atlet terbaiknya yang akan berlaga di PON Aceh-Sumut dan para atlet memiliki kebanggaan karena membawa nama daerahnya.
"Kami di Pertina sudah mempersiapkan atlet mulai sebelum Pra PON hingga sekarang. Target tinggi yang dipasang tidak sesuai dengan akomodasi atlet. Tentu ini menjadi peringatan bagi pemerintah. Bahwa target yang diberikan harus selaras dengan anggaran," terangnya.
Kepala Dispora Sulsel Suherman mengatakan Pemprov Sulsel berharap atlet-atlet Sulsel bisa meraih prestasi yang lebih baik dari PON sebelumnya.
Soal hibah, Suherman menyebut angka Rp17,5 miliar yang akan diberikan ke KONI Sulsel. "Memang ada keterlambatan karena persoalan administrasi. Tapi, pekan ini kami akan cairkan tahap pertama Rp9,7 miliar," bebernya.
Suherman mengatakan, dana hibah ini akan dicairkan dalam tiga tahap. "Intinya, kami akan selesaikan Rp17,5 miliar secepatnya," janjinya.
Adapun kekurangan kebutuhan untuk penyelenggaraan PON yang mencapai Rp15 miliar, Suherman mengatakan, Dispora bersama Gubernur sudah membuat proposal yang akan dimasukkan ke seluruh BUMN, termasuk perbankan.
"Proposal kita diteken gubernur. Bank Sulselbar sudah menyatakan siap membantu, Bank Indonesia, Pertamina, Vale, CIMB Niaga, dan beberapa perusahaan di luar," ungkapnya.
"Kami melakukan komunikasi dengan BUMN. Tapi nilainya kami belum tau. Ini semua upaya kita untuk cukupi kebutuhan KONI. Sekarang butuh Rp15 miliar lagi untuk penyelenggaraan PON. Itu di luar Rp17,5 miliar," sambungnya.