Yogyakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan akan meningkatkan sistem pengawasan genomik atau genomic surveillance untuk mempercepat pelacakan varian baru virus SARS-CoV-2 di Tanah Air.

"Kami akan membuat percepatan-percepatan untuk pemeriksaan (genom)-nya," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi saat meninjau kegiatan vaksinasi di GOR UNY, Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, pengawasan genom tersebut telah dilakukan untuk mengantisipasi munculnya beragam varian baru dari mutasi SARS-CoV-2.

Namun demikian, upaya itu akan lebih ditingkatkan menyusul munculnya Variant of Concern (VoC) di Indonesia termasuk corona B.1.617.2 atau varian Delta.

Percepatan pemeriksaan sampel dengan metode whole genome sequencing (WGS), menurut dia, telah dilakukan di sejumlah pusat penelitian yang mampu melakukan pengawasan genom.

"Kita melakukan di beberapa sentra yang sudah ada di beberapa provinsi kita," kata dia.
 

Menyikapi munculnya varian Delta, Oscar menilai penguatan antisipasi perlu dilakukan termasuk melalui WGS, ditambah dengan penguatan layanan kesehatan dengan menyiagakan rumah sakit dan penambahan SDM nakes, serta memperbanyak pelaksanaan vaksinasi.

"Strain itu tetap kita antisipasi dan tentunya upaya-upaya penguatan pelayana kesehatan, pemeriksaan terhadap 'genom squencing' dan vaksiansi kita jalankan," ujar Oscar.

Ia menambahkan vaksinasi merupakan bagian dari ikhtiar untuk memperkecil peluang paparan COVID-19, termasuk yang berasal dari virus corona dengan beragam varian yang baru.

Sebelumnya, Wakil Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM Bidang Penelitian dan Pengembangan, dr. Yodi Mahendradhata mendorong pemerintah memperbanyak sistem pengawasan genomik.

Menurut Yodi, pengawasan genomik di Indonesia masih sangat terbatas. Hanya pusat-pusat penelitian tertentu termasuk Pokja Genetik FKKMK UGM yang dapat melakukan pemeriksaan sampel dengan metode whole genome sequencing atau pengurutan keseluruhan genom pada virus untuk melacak bagian yang mengalami mutasi atau perubahan materi genetik.

"Di Inggris itu luar biasa masif melakukan itu. Di tempat kita masih sangat terbatas," kata dia.


Pewarta : Luqman Hakim
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024