Mamuju (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat memperkenalkan "Warning Receiver System/WRS" atau alat penyebarluasan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami kepada masyarakat pesisir di daerah itu.

Selain memperkenalkan alat penyebarluasan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami kepada masyarakat pesisir, BPBD Kabupaten Polewali Mandar juga menggelar sosialisasi pencegahan dan kesiapsiagaan bencana.

Kegiatan yang digelar di Hotel Sinar Mas Kabupaten Polewali Mandar, pada Kamis tersebut dihadiri Wakil Bupati Polewali Mandar HM Natsir Rahmat dengan menghadirkan narasumber dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi II Kabupaten Majene yang diikuti delapan camat dan para kepala desa wilayah pesisir.

"ini merupakan terobosan baru BMKG dalam penyebarluasan informasi gempa bumi secara lebih cepat karena bersifat real time otomatis dari BMKG," kata Wakil Bupati Polewali Mandar HM Natsir Rahmat.

Ia menyampaikan, "Warning Receiver System New Generation" (WRS NewGen) merupakan peralatan penerima informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami berupa "smart display" menjamin stakeholder menerima informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami untuk mengambil langkah penting selanjutnya.

Wabub juga menyampaikan tentang informasi, gambaran tren bencana yang cenderung akan meningkat sebagai akibat dari beberapa faktor, seperti meningkatnya jumlah penduduk, degradasi lingkungan, kemiskinan dan pengaruh perubahan iklim global.

"Pelaksanaan sosial pencegahan dan kesiapsiagaan bencana ini merupakan salah satu bentuk upaya dari Pemkab Polewali Mandar melalui BPBD untuk memberikan informasi kepada masyarakat, sehingga terbentuk kapasitas dan kapabilitas di berbagai sektor terkait, dan senantiasa siap siaga dalam menghadapi ancaman bencana," paparnya.

"Sehingga, setiap orang yang berada di Polewali Mandar, ketika terjadi bencana dapat terselamatkan atau meminimalisir dampaknya," Natsir Rahmat.

Sebagai bagian dari tanggung jawab moral selaku pelayan masyarakat, pemerintah menurut Wabub harus mampu berinvestasi terhadap kesiapsiagaan pada pra-bencana agar dampak bencana yang timbul dapat ditekan, dampak ekonomi bisa lebih murah dan bermanfaat bagi keberlangsungan usaha dan mata pencaharian masyarakat.

"Mengingat kerentanan keterpaparan masyarakat dan potensi ancaman bencana di wilayah Kabupaten Polewali Mandar, memerlukan perencanaan kesiapsigaan dengan perlibatan seluruh komponen, lembaga atau instansi," ujarnya.

"Melalui Warning receiver system (WRS) adalah teknologi sistem diseminasi BMKG untuk menyebarluaskan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami kepada stakeholder BMKG, seperti pemda, BPBD, TNI/Polri, media serta pihak swasta," jelas Natsir Rahmat.

Sementara, Kepala BPBD Kabupaten Polewali Mandar Andi Affandi Rahman menjelaskan, sosialisasi pencegahan dan kesiapsiagaan bencana tersebut difokuskan pada pengenalan alat penerima pesan WRS.

Alat itu lanjutnya, diperoleh dari BMKG pada 2020 dan dipasang di Kantor BPBD Kabupaten Polewali Mandar.

"Ini difokuskan pada antisipasi bencana gempa bumi. Jadi, alat ini dapat kita kenali, terutama sepanjang wilayah pesisir Kabupaten Polewali Mandar," ujarnya.

"Di kesempatan ini, hadir delapan camat di wilayah pesisir dan para kepala desa. Diharapkan mereka mendapat informasi sedini mungkin pada saat terjadi bencana dan mengenai alat dalam upaya meminimalisir dampak ekonomi dan korban," kata Andi Affandi.

Pewarta : Amirullah
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024